Pallantium, Kota Legendaris Romawi Kuno, Keberadaannya Tak Pernah Bisa Dibuktikan?

By Ade S, Sabtu, 21 September 2024 | 16:03 WIB
Pemandangan Bukit Palatine dari seberang Circus Maximus. Sejarah mencatat Pallantium sebagai kota pertama di Roma. Namun, apakah bukti arkeologi mendukung klaim ini? Ungkap misteri kota legendaris ini. (Lil Herodotus)

Ditempatkan dalam posisi penting

Strabo, seorang ahli geografi Yunani Kuno, juga menyuarakan gagasan bahwa Roma memiliki akar Yunani.

Mengutip sejarawan Coelius, Strabo menceritakan kisah tentang Evander dari Arcadia yang mendirikan koloni di Roma. Menurut kisah ini, Evander bahkan pernah menjamu pahlawan Yunani Hercules. Tradisi persembahan kepada Hercules dalam gaya Yunani, yang terus dilestarikan di Roma, dianggap sebagai bukti kuat akan asal-usul Yunani kota tersebut.

Strabo juga menyebutkan bahwa ibu Evander, Nicostrata, seorang peramal, telah meramalkan bahwa Hercules akan menjadi dewa. Untuk menghormati ramalan ini, Evander mengkhususkan sebuah hutan untuk Hercules dan melakukan persembahan menurut tata cara Yunani.

"Namun, ada juga kisah yang lebih tua dan lebih mistis, menurutnya Roma adalah koloni Arcadia yang didirikan oleh Evander. Dia menjamu Hercules ketika dia mengendarai ternak Geryon, dan, diinformasikan oleh ibunya Nicostrata (yang terampil dalam seni nubuat) bahwa ketika Hercules telah menyelesaikan pekerjaannya, dia ditakdirkan untuk didaftarkan di antara para dewa, dia menginformasikan dia tentang masalah ini, menguduskan sebuah hutan baginya, dan mempersembahkan kurban dalam gaya Yunani; sebuah pengorbanan yang terus berlanjut untuk menghormati Hercules hingga hari ini. Sejarawan Roma Coelius percaya ini adalah bukti bahwa Roma adalah koloni Yunani, karena pengorbanan kepada Hercules dalam gaya Yunani dibawa dari tanah airnya. Orang Roma juga menghormati ibu Evander dengan nama Carmentis, menganggapnya sebagai salah satu nimfa." (Strabo, Geografi 5.3.3)

Sementara itu, dalam karya epiknya, Aeneid, Virgil juga menempatkan Pallantium dalam posisi yang sangat penting. Virgil menggambarkan Pallantium sebagai cikal bakal kota Roma yang megah. Ketika pahlawan Trojan Aeneas mencari bantuan untuk melawan suku Latium, ia disambut hangat oleh Evander dan putranya, Pallas, di kota kecil ini.

Terkait asal-usul festival Lupercalia

Kematian tragis Pallas di tangan Turnus menjadi titik balik yang sangat penting dalam kisah Aeneid. Kesedihan atas kematian putra angkatnya mendorong Aeneas untuk membalas dendam dan mengalahkan Turnus. Peristiwa ini tidak hanya memicu konflik pribadi antara kedua pahlawan, tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas bagi nasib Roma.

Aliansi antara Aeneas dan Evander menyoroti hubungan erat antara Roma dan dunia Yunani. Dengan demikian, Virgil ingin menunjukkan bahwa orang-orang Roma memiliki akar yang sama dengan para pahlawan legendaris Yunani.

Livy, seorang sejarawan Romawi, juga menyinggung keberadaan Pallantium dalam catatan sejarahnya. Ia menghubungkan Pallantium dengan asal-usul festival Lupercalia, sebuah upacara tradisional Romawi yang melibatkan para pemuda berlari telanjang mengelilingi Bukit Palatine. Menurut Livy, festival ini sebenarnya berasal dari tradisi Arcadia yang dibawa oleh Evander.

Nama Pallantium sendiri berasal dari kota di Arcadia yang didirikan oleh Pallas, putra Lycaon. Dalam mitologi Yunani, Lycaon diubah menjadi serigala oleh Zeus sebagai hukuman atas kesombongannya. Oleh karena itu, ada hubungan yang menarik antara festival Lupercalia, yang melibatkan ritual berlari seperti serigala, dengan mitos pendiri Pallantium, Arcadia.

Baca Juga: Selidik Bank di Yunani Kuno dan Romawi, Samakah dengan Era Modern?