Nationalgeographic.co.id—Nero, kaisar Julio-Claudian kelima dan terakhir, dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu kaisar Romawi terburuk. Hal ini terutama disebabkan oleh konfliknya dengan Senat, yang akhirnya dikalahkan oleh kaisar.
Setelah kematiannya yang tragis, para senator, yang kebetulan adalah sejarawan, memulai upaya untuk menjelek-jelekkan. Mereka mencoreng nama Nero, menjadikannya tiran yang sombong, penguasa biasa, orang gila, pembunuh, dan pembakar kota.
Namun, seperti banyak kaisar Romawi “jahat” lainnya, Nero adalah sosok yang lebih kompleks. Ada upaya untuk menggambarkan dia sebagai orang yang dibenci secara universal.
Uniknya, Nero menikmati popularitas di kalangan kelas bawah, masyarakat Roma, dan mereka yang tinggal di provinsi-provinsi. “Terutama mereka yang tinggal di wilayah yang pernah menjadi milik Kerajaan Helenistik,” tulis Vedran Bileta di laman The Collector.
Terakhir, setidaknya hingga bulan-bulan terakhir masa pemerintahannya, Nero mendapat dukungan besar dari salah satu pilar utama masyarakat Romawi – tentara. Hilangnya dukungan inilah yang menentukan nasib Nero.
Rakyat Roma mencintai Nero
Bertentangan dengan pemikiran tradisional, Kaisar Nero tidak dibenci secara universal pada masa pemerintahannya. Nero menikmati popularitas besar di kalangan masyarakat, pada tingkat yang tidak dialami oleh para pendahulunya. Termasuk kakek buyut Nero dan pendiri dinasti Julio-Claudian – kaisar Augustus.
Semua kaisar Romawi adalah pelindung seni dan budaya. Kaisar harus membangun dan memelihara gedung-gedung publik seperti teater dan amfiteater, kuil dan pemandian. Kaisar juga menyediakan dana untuk pertunjukan dan tontonan mewah.
Nero, bagaimanapun, melangkah lebih jauh lagi, berpartisipasi langsung dalam berbagai acara seni dan olahraga. Tindakannya ini membuatnya dikagumi masyarakat, baik di ibu kota maupun khususnya di provinsi timur.
Nero terobsesi terhadap Timur Helenistik. Pergaulannya dengan rakyat jelata membuat marah para elite aristokrat, termasuk anggota Senat.
Mereka menganggap perilaku Nero tidak bermartabat bagi seorang kaisar dan merupakan penghinaan terhadap nilai-nilai tradisional Romawi.
Baca Juga: Locusta of Gaul, Ahli Racun Pribadi Penguasa Romawi, Wanita Pembunuh Berantai Pertama?