Nationalgeographic.co.id—Corinth adalah kota Yunani yang terkenal dengan praktik pelacuran suci dan sebagai ibu kota seks. Corinth juga terkenal di seluruh dunia kuno karena kekayaan dan suasana kosmopolitannya.
Kota ini dikenal sebagai kota dengan kompas moral yang sangat longgar, kebebasan seksual warga dan pengunjungnya, serta kebiasaan orang-orangnya yang penuh dosa.
Sebagai salah satu pusat perdagangan terbesar dan paling makmur di Mediterania, Corinth menarik banyak orang dari semua lapisan masyarakat selama berabad-abad.
Bukti arkeologis memberikan wawasan menarik tentang aspek budaya Corinth yang kurang dikenal ini yang terus menarik minat para ahli.
Kuil Aphrodite dan Pelacuran Suci
Menurut sumber-sumber kuno, Kuil Aphrodite yang berada di puncak bukit Acrocorinth di Corinth, Yunani kuno terkenal karena praktik pelacuran suci.
Ahli geografi Yunani Strabo, yang menulis karyanya pada awal abad ke-1 Masehi, mengklaim kuil tersebut mempekerjakan sekitar seribu hierodouloi.
Mereka adalah budak kuil, yang melayani sebagai pelacur suci yang didedikasikan untuk dewi cinta, Aphrodite.
Para wanita yang diberikan oleh pria dan wanita ke kuil, akan terlibat dalam ritual seksual dengan pengunjung sebagai bentuk pengabdian agama.
Hal itu sangat kontras dengan definisi prostitusi saat ini. Inilah sebabnya mengapa layanan mereka mendatangkan kekayaan besar bagi Kota Corinth dan merupakan sesuatu yang dibanggakan alih-alih dianggap aib.
Reputasi Corinth sebagai pusat prostitusi suci begitu tersebar luas di dunia Yunani kuno sehingga frasa Yunani "Tidak semua pria cocok untuk perjalanan ke Corinth" menjadi pepatah populer.
Baca Juga: Berotot Besar, Mengapa Patung Yunani Kuno Malah Berpenis Kecil?