Letologika: Saat Anda Tak Bisa Menyebut Kata yang Sudah di Ujung Lidah

By Utomo Priyambodo, Rabu, 9 Oktober 2024 | 14:00 WIB
Ilustrasi letologika alias sindrom ujung lidah, yakni ketika seseorang tidak mampu mengingat nama atau kata dari hal-hal yang sebenarnya dia tahu. (Needpix.com)

Nationalgeographic.co.id—Jika Anda pernah kesulitan menemukan kata dala memori otak Anda dan akhirnya gagal menemukannya, janganlah khawatir. Hal seperti itu sejatinya pernah terjadi pada kita semua. Semacam ingat rupa, tetapi lupa nama.

Kondisi ini disebut sebagai letologika (lethologica), atau lebih sering disebut sebagai kondisi atau sindrom "ujung lidah".

"Anda tidak dapat berbicara dengan siapa pun, dalam budaya apa pun, dalam bahasa apa pun, dalam kelompok usia apa pun, yang tidak tahu apa yang Anda bicarakan," kata profesor Linguistik dan Ilmu Kognitif Pomona College, Lise Abrams, kepada New York Times pada tahun 2017.

Hal itu bahkan merupakan fenomena yang juga terjadi di antara pengguna bahasa isyarat. Dalam hal ini, hal itu dikenal sebagai sindrom "ujung jari".

Namun, setiap kali itu terjadi, hal itu sangat membuat frustrasi. "Tanda-tandanya sangat jelas," catat sebuah studi tahun 1966 yang sekarang menjadi tonggak sejarah tentang fenomena tersebut oleh psikolog Roger Brown dan David McNeill.

"[Subjek] tampaknya sedang dalam siksaan ringan, seperti hampir bersin, dan jika ia menemukan kata tersebut, ia merasa sangat lega." Namun mengapa hal itu terjadi? Bisakah kita menghentikannya?

Dan haruskah kita khawatir jika hal itu mulai terjadi lebih sering? Baca terus untuk menemukan... eh... Anda tahu. Pertanyaan yang tidak penting?

Mungkin agak canggung jika Anda tak bisa mengingat nama rekan kerja yang telah duduk di sebelah Anda selama 10 tahun. Ini disebut sindrom ujung lidah. Mengapa ini bisa terjadi? (Akshay Gupta/Pixahive)

Mengapa Letologika Terjadi?

Meskipun telah dilakukan penelitian selama beberapa dekade terhadap sindrom tersebut, kita masih belum yakin apa penyebab terjadinya sindrom ujung lidah.

Teori awal, dari tahun 1970-an dan 80-an, menyatakan bahwa hal itu mungkin terjadi karena otak kita memilih kata yang salah, tetapi secara fonologis mirip. Misalnya, "disosiasi" alih-alih "diminuendo", atau "sexton" alih-alih "sextant".

Baca Juga: Dunia Hewan: Benarkah Gajah Mengingat Banyak Hal dan Tak Pernah Lupa?