Dengan Ay sebagai ayahnya, akan menjelaskan bagaimana Nefertiti memperoleh pernikahan yang bergengsi seperti itu. Sementara dengan Nefertiti sebagai putrinya, akan menjelaskan keunggulan Ay yang berkelanjutan di istana kerajaan.
Jalan menuju revolusi
Dari mana pun asalnya, Nefertiti berhasil bertunangan dengan Amenhotep IV, pria yang kelak menjadi Akhenaten.
Sebagai ratu, ia memiliki kewajiban untuk memberi firaun seorang penerus dan Nefertiti tidak tinggal diam dalam hal itu. Putri tertua mereka, Meritaten, lahir sebelum akhir tahun kedua, dan putri kedua mereka, Meketaten, lahir pada akhir tahun keempat. Nama mereka merupakan tanda yang jelas tentang pengabdian pasangan tersebut kepada dewa matahari mereka.
Dari mana pengabdian kepada Aten ini berasal tidak diketahui. Amenhotep III menyukai Aten menjelang akhir hidupnya, tetapi obsesi Akhenaten sangat kuat. Orang mungkin berspekulasi bahwa Nefertiti bisa jadi berada di baliknya. Atau, Akhenaten mungkin mengabdi secara diam-diam. Maka ketika menjadi firaun, ia pun memperkenalkan sang dewa pada rakyatnya.
Ada kemungkinan bahwa pasangan kerajaan itu membuat pernyataan menentang imamat Dewa Amun yang kuat. Saat itu Dewa Amun menguasai sejumlah besar tanah dan kekayaan.
Sekitar tahun keempat, mereka mendirikan kuil untuk Aten yang diberi nama Gem-pa-Aten di dalam kompleks kuil suci Amun di Karnak. Tindakan tersebut merupakan sebuah pelanggaran terang-terangan terhadap wilayah kekuasaan dewa lain. Selain itu, juga menjadi penghinaan terhadap para pendeta dan sinyal bahwa Aten menggantikan semua dewa lainnya.
Nefertiti muncul secara mencolok di kuil ini, begitu pula putri-putrinya. Dalam beberapa adegan, ia terlihat sedang memukul musuh-musuh Mesir kuno, tindakan yang biasanya hanya dilakukan oleh firaun. Penggambaran tersebut adalah pernyataan yang jelas dari Nefertiti dan suaminya: mereka bersedia melanggar aturan dan mereka akan membuktikannya.
Perjuangan pasangan kerajaan
Pada tahun kelima, revolusi Aten berlangsung dengan baik. Pasangan kerajaan mengadopsi nama-nama baru untuk merayakannya. Amenhotep menjadi Akhenaten (Orang yang Bermanfaat bagi Aten).
Sementara Nefertiti menambahkan Neferneferuaten (Kecantikan Sempurna Aten) pada namanya. Mereka juga memindahkan istana kerajaan ke kota baru di Akhet-Aten, yang sekarang disebut Amarna. Akhenaten dan Nefertiti meninggalkan Thebes dan tampaknya tidak pernah kembali lagi.
Baca Juga: Selisik Profesi Orang Mesir Kuno, Ada Pembuat Wig dan Pengusir Setan