Nefertiti, Ratu Mesir yang Merevolusi Agama dengan 'Menyingkirkan' para Dewa Lama

By Sysilia Tanhati, Rabu, 9 Oktober 2024 | 18:00 WIB
Ratu Mesir yang ikonik ini lebih dari sekadar wajah cantik; ia adalah seorang revolusioner. Nefertiti mengubah Mesir kuno dan berjuang keras menuju puncak kekuasaan Firaun. (Philip Pikart/CC BY-SA 3.0)

Nationalgeographic.grid.id—Hanya sedikit wajah yang ikonik seperti Nefertiti. Lewat patung dada yang ditemukan pada tahun 1912, sosoknya diukuhkan sebagai salah satu tokoh sejarah dunia kuno paling terkenal yang pernah ada.

Kisah hidupnya memesona, tetapi juga penuh dengan ketidakpastian dan perbedaan interpretasi. Menikah dengan Firaun Akhenaten yang legendaris, mereka bersama-sama melembagakan revolusi agama.

Revolusi tersebut menyingkirkan dewa-dewa lama Mesir kuno dan mendukung penyembahan eksklusif terhadap Aten. Revolusi tersebut tidak bertahan lama. Namun, tindakan Nefertiti bertahan sebagai salah satu periode paling kontroversial dan diperdebatkan dalam sejarah Mesir kuno.

Asal-usul Nefertiti

Ketidakpastian perihal Nefertiti dimulai dari asal-usulnya. Nama Nefertiti berarti 'Si Cantik Telah Datang', tetapi dari mana asalnya?

Satu-satunya hal konkret yang kita ketahui tentang masa kecilnya adalah bahwa ia memiliki seorang pengasuh bernama Tey. Tey adalah istri seorang bangsawan terkemuka bernama Ay.

Ay memulai kariernya di bawah pemerintahan Amenhotep III dan berlanjut hingga Akhenaten dan para penerusnya. Ia menjadi wazir di bawah pemerintahan Tutankhamun dan akhirnya menjadi firaun setelah kematian raja muda tersebut. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa Ay adalah saudara laki-laki Ratu Tiye.

“Pendapat terebut menjelaskan pangkatnya yang tinggi dan aksesnya ke koridor kekuasaan,” tulis Nathan Hewitt di laman The Collector.

Diduga bahwa Nefertiti adalah putri Ay. Prasasti yang berkaitan dengan putra Ay, Nakhtmin, menyiratkan keberadaan istri sebelumnya yang juga bisa jadi adalah ibu Nefertiti.

Istri pertama ini mungkin meninggal saat melahirkan, yang menjelaskan ketidakhadirannya dalam catatan sejarah. Mungkin karena alasan tersebut, Tey mengambil peran untuk membesarkan Nefertiti.

Selain itu, Ay dengan bangga menyandang gelar 'Bapak Tuhan', yang sering disandang oleh ayah ratu.

Baca Juga: Bukan Sekadar Makam, Menguak Rahasia Pembangunan Piramida Mesir Kuno

Dengan Ay sebagai ayahnya, akan menjelaskan bagaimana Nefertiti memperoleh pernikahan yang bergengsi seperti itu. Sementara dengan Nefertiti sebagai putrinya, akan menjelaskan keunggulan Ay yang berkelanjutan di istana kerajaan.

Jalan menuju revolusi

Dari mana pun asalnya, Nefertiti berhasil bertunangan dengan Amenhotep IV, pria yang kelak menjadi Akhenaten.

Sebagai ratu, ia memiliki kewajiban untuk memberi firaun seorang penerus dan Nefertiti tidak tinggal diam dalam hal itu. Putri tertua mereka, Meritaten, lahir sebelum akhir tahun kedua, dan putri kedua mereka, Meketaten, lahir pada akhir tahun keempat. Nama mereka merupakan tanda yang jelas tentang pengabdian pasangan tersebut kepada dewa matahari mereka.

Dari mana pengabdian kepada Aten ini berasal tidak diketahui. Amenhotep III menyukai Aten menjelang akhir hidupnya, tetapi obsesi Akhenaten sangat kuat. Orang mungkin berspekulasi bahwa Nefertiti bisa jadi berada di baliknya. Atau, Akhenaten mungkin mengabdi secara diam-diam. Maka ketika menjadi firaun, ia pun memperkenalkan sang dewa pada rakyatnya.

Ada kemungkinan bahwa pasangan kerajaan itu membuat pernyataan menentang imamat Dewa Amun yang kuat. Saat itu Dewa Amun menguasai sejumlah besar tanah dan kekayaan.

Sekitar tahun keempat, mereka mendirikan kuil untuk Aten yang diberi nama Gem-pa-Aten di dalam kompleks kuil suci Amun di Karnak. Tindakan tersebut merupakan sebuah pelanggaran terang-terangan terhadap wilayah kekuasaan dewa lain. Selain itu, juga menjadi penghinaan terhadap para pendeta dan sinyal bahwa Aten menggantikan semua dewa lainnya.

Nefertiti muncul secara mencolok di kuil ini, begitu pula putri-putrinya. Dalam beberapa adegan, ia terlihat sedang memukul musuh-musuh Mesir kuno, tindakan yang biasanya hanya dilakukan oleh firaun. Penggambaran tersebut adalah pernyataan yang jelas dari Nefertiti dan suaminya: mereka bersedia melanggar aturan dan mereka akan membuktikannya.

Perjuangan pasangan kerajaan

Pada tahun kelima, revolusi Aten berlangsung dengan baik. Pasangan kerajaan mengadopsi nama-nama baru untuk merayakannya. Amenhotep menjadi Akhenaten (Orang yang Bermanfaat bagi Aten).

Sementara Nefertiti menambahkan Neferneferuaten (Kecantikan Sempurna Aten) pada namanya. Mereka juga memindahkan istana kerajaan ke kota baru di Akhet-Aten, yang sekarang disebut Amarna. Akhenaten dan Nefertiti meninggalkan Thebes dan tampaknya tidak pernah kembali lagi.

Baca Juga: Selisik Profesi Orang Mesir Kuno, Ada Pembuat Wig dan Pengusir Setan

Proyek Amarna

Dari kota baru ini, Akhenaten dan Nefertiti memulai proyek keagamaan yang radikal. Kota baru mereka yang mewah juga merupakan rumah bagi kompleks kuil dan istana kerajaan yang luas.

Para elite diberi makam-makam batu yang luar biasa di sekitar kota, yang menandakan komitmen Akhenaten dan Nefertiti untuk menjadikan kota itu sebagai rumah untuk selamanya.

Di sini, gaya seni Amarna terbentuk. Adegan yang tak terhitung jumlahnya menggambarkan Akhenaten dan Nefertiti dengan keluarga kerajaan mereka yang terus bertambah.

Tidak seperti seni Mesir tradisional, semua dewa kecuali Aten tidak ada. Dan sebagai gantinya, kita melihat gambaran kehidupan keluarga. Penggambaran tersebut mencakup Akhenaten dan Nefertiti yang sedang bermain dengan anak-anak mereka atau menikmati makanan keluarga. Tentu saja semua itu sangat berbeda dari pertempuran dan adegan ritual yang lazim dalam seni Mesir kuno.

Penekanan pada keluarga diperkuat oleh lebih banyak anak perempuan. Nefertiti melahirkan setidaknya empat anak lagi saat atau sebelum pindah ke Amarna. Mereka adalah Ankhesenpaaten, Neferneferuaten-Tasherit, Neferneferure, dan Setepenre. Semuanya memiliki nama yang sesuai dengan nama matahari.

Perdebatan juga terjadi mengenai apakah Nefertiti melahirkan anak laki-laki. Orang tua Tutankhamun dan Smenkhkare yang sulit dipahami adalah topik perdebatan yang terus-menerus. Sebagai Istri Kerajaan Utama, Nefertiti adalah kandidat yang kuat untuk menjadi orang tua dari Tutankhamun. Namun, tidak ada bukti khusus yang menjadikannya ibu mereka.

Smenkhkare mungkin adalah saudara laki-laki atau keponakan Akhenaten. DNA mungkin mendukung persatuan antara Akhenaten dan salah satu saudara perempuannya sebagai asal-usul Tutankhamun.

Nefertiti terus memainkan peran penting dalam kehidupan publik. Ia melakukan perjalanan menggunakan kereta perang setiap hari bersama suaminya di sepanjang rute utama kota.

Sang ratu dengan bangga memperlihatkan kekuasaannya sambil mengabaikan larangan tradisional bagi wanita untuk menunggangi kereta perang dengan cara seperti itu. Nefertiti juga muncul dalam adegan-adegan yang memberikan penghormatan kepada berbagai pejabat, menempatkannya di pusat politik elite.

Kemuliaan Amarna mencapai puncaknya pada tahun ke-12. Saat itu, pasangan kerajaan tersebut menyelenggarakan sebuah festival yang memukau di sana. Para pejabat dari negeri asing berbondong-bondong ke Amarna untuk ikut serta dalam pesta dan perayaan.

Baca Juga: Penemuan Kembali Kota Mesir Kuno yang Hilang Ungkap Rahasia Peradaban

Nefertiti dan putri-putrinya tampil menonjol dalam perayaan tersebut. Lukisan mereka kemudian mengisi makam dengan adegan-adegan yang menggambarkan peristiwa penting tersebut. Amarna tampak seperti surga yang indah bagi Nefertiti, tetapi utopia ini segera hancur oleh tragedi.

Tragedi yang menghancurkan

Tidak lama setelah festival tahun ke-12, kematian melanda Amarna.

Dalam waktu kurang dari 2 tahun, Nefertiti kehilangan sedikitnya tiga putrinya. “Meketaten, Setepenre, dan Neferneferure semuanya meninggal,” tulis Hewitt.

Ratu Tiye yang sudah tua juga meninggal. Sejumlah tokoh Amarna lainnya juga tiba-tiba menghilang dari catatan sejarah sekitar periode ini. Termasuk satu-satunya istri kedua Akhenaten yang diketahui, Kiya.

Akhenaten, Nefertiti, dan tiga putri di bawah Aten; dari Amarna; Dinasti ke-18; kira-kira 1345 SM. (Museum Pergamon Berlin )

Kematian mendadak atau hilangnya banyak orang dalam kurun waktu singkat menimbulkan spekulasi bahwa wabah melanda kota tersebut. Beberapa ahli Mesir Kuno berpendapat bahwa wabah itu dibawa ke Amarna oleh salah satu dari banyak pengunjung asing selama festival tahun ke-12.

Sangat sedikit informasi yang tersisa dari tahun-tahun terakhir pemerintahan Akhenaten. Tampaknya pekerjaan di makam dan kuil terhenti di kota itu. “Mungkin kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh wabah atau keruntuhan umum dalam tatanan sosial dan ekonomi,” Hewitt menjelaskan.

Nefertiti sendiri hampir lenyap dari catatan sejarah. Bahkan, telah lama diperkirakan bahwa ia telah meninggal bersama dengan begitu banyak orang lain. Namun sebuah prasasti menyebutkannya pada tahun ke-16. Hal ini menunjukkan bahwa ia bertahan hidup lebih lama.

Apakah Nefertiti menggantikan Akhenaten?

Akhenaten meninggal setelah 17 tahun bertakhta. Keadaan dan kronologi kematiannya dan tahun-tahun terakhirnya sangat tidak jelas dan telah melahirkan serangkaian teori.

Kehadiran Smenkhkare yang selalu membuat frustrasi dalam kronologi Amarna adalah kendala pertama. Ahli Mesir kuno condong ke arah Smenkhkare sebagai penerus langsung Akhenaten, tetapi ini sama sekali bukan konsensus. Jika demikian, maka Nefertiti akan menjadi janda ratu sementara putrinya Meritaten menjadi ratu sepenuhnya.

Namun, pemerintahan Smenkhkare yang singkat membuka jalan bagi Firaun baru: Neferneferuaten. Identitas Neferneferuaten menarik perdebatan sengit. Sebagian besar ahli Mesir Kuno terbagi menjadi dua kubu: ibu atau anak, Nefertiti atau Meritaten.

Nama Neferneferuaten langsung mendukung Nefertiti. Keunggulan Nefertiti di istana dan koneksi dapat dengan mudah membuka jalannya menuju kekuasaan. Wanita biasanya tidak memerintah sebagai firaun.

Namun, Nefertiti sama sekali tidak tradisional. Dengan kematian Smenkhkare dan Tutankhamun yang masih kanak-kanak, Nefertiti mungkin saja mengambil alih kekuasaan sementara itu.

Identifikasi Mertiaten sebagai firaun ini didasarkan pada dasar yang kurang stabil. Ia adalah janda Smenkhkare tetapi belum tentu lebih berkuasa daripada ibunya, mengingat karier politiknya yang lebih panjang. Neferneferuaten memiliki gelar kerajaan yang sama dengan Smenkhkare, yang mungkin merupakan penghormatan dari seorang janda kepada suaminya.

Selain itu, banyak dari mereka yang mendukung pencalonan Mertiaten melakukannya dengan asumsi bahwa Nefertiti telah meninggal pada saat itu. Identifikasi Nefertiti tampaknya lebih mungkin, tetapi bukti baru dapat mengubahnya.

Jatuhnya Neferneferuaten-Nefertiti

Dengan asumsi bahwa Nefertiti adalah Firaun Neferneferuaten, maka masa jabatan Nefertiti di pucuk pimpinan Dua Negeri akan singkat. Ada sangat sedikit referensi tentang firaun ini dan ia hanya memerintah selama sekitar dua atau tiga tahun.

Kita tidak tahu apa pun tentang keadaan kematian Nefertiti. Meskipun makamnya tidak pernah ditemukan, banyak barang makam Neferneferuaten yang diketahui. Barang-barang ini hampir seluruhnya berasal dari makam Tutankhamun.

Beberapa barang — mungkin termasuk topeng pemakaman ikonik Tutankhamun — menunjukkan jejak nama Neferneferuaten sebelum dikerjakan ulang untuk firaun muda itu.

Nefertiti dilupakan

Nefertiti dan seluruh periode Amarna dihapus dari sejarah oleh firaun-firaun berikutnya. Mereka ingin menghapus “noda” eksperimen Atenis yang sesat dari catatan sejarah Mesir kuno.

Setiap nama, setiap prasasti, setiap lukisan yang merujuk pada Nefertiti dihancurkan atau dibongkar. Nefertiti pun terlupakan selama ribuan tahun. Nefertiti hilang dari sejarah selama tiga ribu tahun hingga penggalian di Amarna menemukannya kembali pada akhir abad ke-19.

Meskipun hidupnya mungkin tidak lazim, rahasia Nefertiti masih menjadi berita utama. Cendekiawan Nicholas Reeves telah menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir dengan klaim bahwa makam Neferiti terletak di ruang rahasia di balik tembok tempat peristirahatan Raja Tutankhamun. Cendekiawan lain seperti Dr Zahi Hawass melanjutkan pencarian untuk makam Ratu Mesir yang paling dikenal.

Nefertiti memiliki kekuatan yang tak kenal lelah untuk memukau dan menginspirasi. Setengah juta orang pergi mengunjungi patungnya di museum setiap tahun. Bahkan orang banyak datang dan melihat-lihat artefak Amarna yang tersebar di museum-museum di seluruh dunia.

Namun, di balik seni yang terkenal itu, terdapat seorang wanita dan ibu yang luar biasa. Nefertiti adalah seorang revolusioner dan visioner. Misterinya terus memikat orang-orang. Seperti arti dari namanya, “Yang Cantik Telah Datang”, Nefertiti datang kembali dan dia tidak akan pergi dalam waktu dekat.