Inspirasi utamanya adalah Siren, makhluk mitologi yang merupakan gabungan burung dan wanita yang mengintai di dekat kapal dan memikat pelaut menuju kehancuran dengan lagu-lagu yang manis dan tak tertahankan.
Siren (Parthenope, Ligea, dan Leucosia) terkenal muncul dalam Odyssey karya Homer, di mana penyihir Circe memperingatkan Odysseus untuk menyumbat telinga awak kapalnya dengan lilin agar mereka tidak menjadi korban lagu yang mematikan itu.
Di sini, Atwood mengungkap teka-teki di balik daya tarik lagu Siren. Jawabannya, yang tampak sederhana namun kuat, terungkap: "Lagu ini adalah seruan minta tolong: Tolong aku! / Hanya kamu, hanya kamu yang bisa, / akhirnya."
Atwood mengubah perspektif dengan menjadikan salah satu Siren sebagai penyair, memberinya kekuasaan dan suara.
Pembalikan peran yang cerdas ini menempatkan Siren sebagai pihak yang berkuasa, sementara para pelaut menjadi korban tak berdaya, terjebak oleh rasa ingin tahu dan keinginan mereka akan "keunikan."
Para Siren, pada gilirannya, memanfaatkan kerentanan ini, menciptakan Syair naratif dengan makna yang dalam dan subversif.
4. A Myth of Devotion, karya Louise Glück
“That’s what he felt, the lord of darkness,
looking at the world he had
constructed for Persephone.”
Louise Glück, yang karyanya yang terkenal membuatnya memperoleh banyak penghargaan, termasuk Penghargaan Nobel Sastra 2020, menulis beberapa syair yang berpusat pada mitos Persefone, putri Demeter dan Zeus.
Baca Juga: Talchines, Sang Penyihir Jahat dan Perajin Andal dalam Mitologi Yunani