Setelah 100 Tahun, Potongan Tubuh Andrew Irvine Ditemukan di Everest

By Ade S, Sabtu, 12 Oktober 2024 | 18:03 WIB
Fotografer dan pembuat film Jimmy Chin memimpin tim National Geographic di bawah sisi utara Gunung Everest pada bulan September ketika mereka menemukan sepatu boot dan kaus kaki yang disulam dengan (National Geographic/Erich Roepke)

Penemuan jenazah Mallory memang memberikan banyak jawaban, namun juga memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru yang lebih menggelitik. Di mana keberadaan Irvine? Dan yang lebih penting, apakah mereka berdua berhasil mencapai puncak Everest?

Selama bertahun-tahun, para pendaki dan sejarawan meyakini bahwa menemukan Irvine adalah kunci untuk mengungkap misteri ini. Pasalnya, Irvine membawa kamera Kodak yang dipinjamkan oleh anggota ekspedisi lain, Howard Somervell.

Film yang belum terkembang di dalam kamera itu dipercaya menyimpan bukti paling kuat tentang keberhasilan mereka. Dengan demikian, pencarian Irvine menjadi semakin intensif, bahkan disamakan dengan pencarian sosok-sosok misterius seperti Amelia Earhart atau Michael Rockefeller.

Diawali penemuan botol oksigen

Beberapa hari sebelum penemuan sepatu bot yang menghebohkan, tim yang dipimpin Chin menemukan artefak lain yang tak kalah menariknya di Gletser Rongbuk Tengah. "Kami menemukan sebuah botol oksigen bertanggal 1933," ujar Chin.

Botol oksigen ini merupakan peninggalan dari Ekspedisi Everest Inggris tahun 1933, upaya keempat untuk menaklukkan puncak tertinggi di dunia. Sayangnya, ekspedisi yang dilakukan sembilan tahun setelah Mallory dan Irvine hilang ini juga berakhir dengan kegagalan.

Namun, para pendaki pada tahun 1933 berhasil menemukan kapak es milik Irvine di ketinggian yang lebih rendah, di punggung bukit timur laut. Penemuan ini semakin memperkuat misteri seputar nasib Mallory dan Irvine, sekaligus memberikan petunjuk baru tentang tantangan yang dihadapi para pendaki di masa lalu.

Penemuan silinder oksigen tahun 1933 itu memicu sebuah ide cemerlang di benak Chin dan timnya. "Jika Sandy jatuh dari sisi utara, mungkin saja sisa-sisa tubuhnya berada di sekitar sini," tebak Chin. Mereka mulai berspekulasi lebih jauh, "Jika sebuah silinder oksigen saja bisa terbawa sejauh ini, bayangkan jika itu sebuah tubuh manusia. Mungkin tubuhnya terlontar lebih jauh, seperti sebuah rudal!"

Kepada Erich Roepke, Chin mengungkapkan dugaannya, "Sandy mungkin hanya beberapa ratus meter di atas gletser dari sini, mendekati gunung." Mereka pun memulai pencarian yang melelahkan, menyusuri celah-celah dan lipatan gletser.

"Erich-lah yang pertama kali menemukannya. Dia menunjuk dan berkata, 'Hei, apa itu?'" kenang Chin. Saat mereka mendekat, mereka melihat sepasang sepatu bot muncul dari es. "Saya yakin sepatu itu baru saja mencair dan muncul ke permukaan beberapa hari sebelumnya," tambah Chin.

Pemuda tampan yang diduga diseleksia tapi penuh semangat juang

Julie Summers, dalam bukunya, melukiskan sosok Irvine sebagai "seorang pemuda yang tampan yang meninggal terlalu dini". Memang, pada usia 22 tahun, Irvine telah menjadi anggota termuda ekspedisi Everest 1924.