Setelah 100 Tahun, Potongan Tubuh Andrew Irvine Ditemukan di Everest

By Ade S, Sabtu, 12 Oktober 2024 | 18:03 WIB
Fotografer dan pembuat film Jimmy Chin memimpin tim National Geographic di bawah sisi utara Gunung Everest pada bulan September ketika mereka menemukan sepatu boot dan kaus kaki yang disulam dengan (National Geographic/Erich Roepke)

"Penemuan ini memberikan sedikit kepastian dan harapan bahwa kita dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi pada Sandy di hari itu,"papar Chin. Di sisi lain, tidak hanya bagi keluarga Irvine, penemuan ini juga menjadi penanda penting bagi seluruh komunitas pendaki.

Mengingatkan pada penemuan tubuh Mallory

Salah satu orang pertama yang menerima kabar gembira ini adalah Julie Summers, keponakan buyut Irvine yang berusia 64 tahun. Julie, yang telah menulis biografi Irvine pada tahun 2001 dan bertahun-tahun memperjuangkan pengakuan atas kontribusi sang paman, merasa sangat bersyukur.

"Ini adalah benda pribadi miliknya, sebuah bagian kecil dari dirinya," ujar Julie tentang sepatu bot itu. "Sepatu ini menceritakan kisah tentang apa yang mungkin terjadi pada paman saya di hari itu."

Julie menduga bahwa sisa-sisa tubuh Irvine mungkin terbawa longsoran salju dan terbawa oleh gletser yang terus bergerak. "Saya menganggapnya sebagai sesuatu yang hampir seperti penutupan," tambahnya. Sebagai bentuk konfirmasi, keluarga Irvine telah bersedia memberikan sampel DNA untuk dibandingkan dengan sisa-sisa yang ditemukan.

Penemuan terbaru ini membawa Julie Summers kembali pada tahun 1999, ketika dunia dikejutkan oleh penemuan tubuh Mallory oleh seorang pendaki gunung bernama Conrad Anker.

Penemuan ini merupakan hasil dari Ekspedisi Penelitian Mallory dan Irvine yang bertujuan untuk mengungkap misteri apakah pasangan pendaki legendaris ini berhasil mencapai puncak Everest.

Pemeriksaan mendalam terhadap tubuh Mallory mengungkapkan fakta mengejutkan. Bekas tali yang dalam melilit pinggangnya mengindikasikan bahwa Mallory sempat jatuh namun tertahan oleh tali.

"Saya tahu segera bahwa dia telah diikat dengan pasangannya, dan bahwa dia telah jatuh jauh," tulis Anker dalam buku The Lost Explorer, yang ia tulis bersama David Roberts.

Kondisi tubuh Mallory juga memberikan petunjuk lain. Kaki kanannya patah parah, namun kaki kirinya yang tidak terluka diletakkan dengan lembut di atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa Mallory tidak meninggal seketika setelah jatuh.

Selain itu, kacamata salju gelapnya ditemukan di sakunya, yang memunculkan dugaan bahwa kecelakaan tersebut terjadi pada malam hari saat mereka sedang turun. Yang lebih mengejutkan lagi, foto istri Mallory yang seharusnya ditinggalkan di puncak tidak ditemukan bersamanya.

Baca Juga: Sejarah Mematikan Gunung Everest, Penjelajahan, dan Perubahan Iklim