Isfahan, Ibu Kota Persia Kuno yang Jadi Kebanggaan Masyarakat Iran

By Sysilia Tanhati, Kamis, 17 Oktober 2024 | 16:00 WIB
Isfahan merupakan gambaran surga seperti yang diinginkan oleh penguasa Dinasti Safawiyah Abbas I. (Patrickringgenberg/CC BY-SA 4.0)

Sebagai jantung kota Isfahan, Maydan-e Emam menyatukan masjid-masjid utama kota dan berfungsi sebagai tempat perayaan besar para penguasa.

Masjed-e Emam yang dibangun pada tahun 1611. (Reza Mohammadi)

Di ujung Maydan-e Emam, di sebelah barat laut pasar, pengelana menemukan labirin nan rumit. Terselip di antara labirin, terdapat masjid, gereja, dan sinagoga hidup berdampingan. Di dekat bazar, Anda bisa bersantai di salah satu dari 273 pemandian (hammam) yang dimiliki Isfahan sejak abad ke-17.

Jean Chardin menghabiskan 10 tahun di Isfahan antara tahun 1664 dan 1677. Dalam bukunya Voyages, ia memberikan deskripsi terperinci dan grafis tentang kota tersebut pada masa kejayaannya. Saat itu, katanya, Isfahan memiliki 162 masjid, 273 pemandian umum, 1.802 karavan, dan 48 madrasah.

Terdapat madrasah Mader-e Shah (Ibu Kerajaan) yang terkenal. Dibangun pada awal abad ke-18, madrasah tersebut memiliki kubah bergaya Arab yang indah. Selama periode pertumbuhan arsitektur yang mencolok ini, kota tersebut juga menjadi pusat sekolah seni lukis. Isfahan juga menjadi rumah bagi banyak cendekiawan dan sastrawan.

Kejatuhan Isfahan

Pada tahun 1722, pasukan Ghilzay Afghan yang dipimpin oleh Mahmud mengalahkan pasukan Persia beberapa kilometer di sebelah timur Isfahan. Setelah pengepungan yang panjang, Isfahan pun berhasil direbut. Isfahan tidak pernah pulih sepenuhnya dari peristiwa ini.

Selama bertahun-tahun setelahnya, sebagian besar kota itu hanya berupa tumpukan puing. Populasinya menyusut hingga hanya sebagian kecil dari jumlah sebelumnya. Pemulihan dimulai pada masa pemerintahan Reza Shah Pahlavi (1925–1941). Kawasan industri dibangun, dan banyak bangunan bersejarah dipugar.

Destinasi nan kaya sejarah

Kota kontemporer Isfahan memiliki sejarah dan warisan budaya yang kaya sehingga menjadikannya destinasi wisata yang menarik. Kota ini terkenal dengan kerajinan tangannya, seperti peralatan makan dari perak, tembaga, kayu, kuningan, dan tembikar. Seni pembuatan ubin kuno telah berhasil dihidupkan kembali untuk memperbaiki monumen-monumen kuno.

Tenun karpet dihidupkan kembali di Isfahan pada kuartal kedua abad ke-20. Industri ini berkembang pesat dalam produksi ekspor dengan kualitas dan desain yang sangat baik untuk pasar Eropa. Kota ini juga terkenal dengan qalamkar, kain katun yang dicetak dengan tangan dengan berbagai desain.

Industri di Isfahan pun berkembang sedemikian rupa. Kota tersebut mempekerjakan salah satu kelompok pekerja industri terbesar di Iran. Nilai gabungan industri-industrinya menjadikannya salah satu pusat industri terpenting di negara tersebut. Industri-industri kota tersebut meliputi pembuatan baja, produksi semen, dan penyulingan minyak bumi.

Jembatan Si-o-se Pol. (Reza Haji-pour/CC BY 3.0)

Isfahan terletak di jalan raya utama utara-selatan dari Teheran ke Shiraz dan Teluk Persia. Kota ini dihubungkan melalui jalan darat ke timur dan tenggara ke Yazd, Kerman, Zahedan dan Pakistan. Isfahan terhubung ke kota-kota lain melalui kereta api.

Bila Anda memiliki kesempatan untuk mengunjungi Isfahan, jangan lupa berhenti sejenak untuk mengagumi matahari terbenam dari Si-o-seh Pol. Di sini lengkungannya yang terang benderang melindungi jalan-jalan malam Isfahan.