Hutan-hutan yang tumbuh kembali ini juga berperan sebagai penyerap karbon yang efektif, membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
Salah satu contoh nyata keberhasilan reboisasi dalam industri minyak sawit adalah proyek yang dilakukan oleh Otoritas Konsolidasi dan Rehabilitasi Lahan Sarawak (SALCRA) di Perkebunan Kelapa Sawit Lemanak.
Bekerja sama dengan WWF-Malaysia dan Malesiana Tropicals, SALCRA telah memulai program penanaman pohon skala besar di zona penyangga riparian yang kritis. Tujuan utama proyek ini adalah untuk mencegah erosi tanah dan memulihkan ekosistem sungai yang merupakan sumber kehidupan bagi banyak organisme.
Sejak diluncurkan pada Oktober 2022, proyek reboisasi di Lemanak telah menunjukkan perkembangan yang sangat positif. Dimulai dengan penanaman 43 bibit, proyek ini terus berkembang pesat dengan penambahan 110 bibit pada Mei 2023.
Beragam spesies pohon buah-buahan dan kayu asli yang ditanam tidak hanya akan memberikan manfaat ekologis, tetapi juga memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat setempat.
Fragmentasi habitat akibat perluasan perkebunan kelapa sawit telah menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup berbagai spesies satwa liar. Untuk mengatasi masalah ini, banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit, termasuk para pelaku industri di Malaysia, telah menginisiasi pembangunan koridor satwa liar.
Koridor ini berperan sebagai jembatan hijau yang menghubungkan fragmen-fragmen hutan yang terisolasi, memungkinkan hewan-hewan untuk berpindah, mencari makan, dan berkembang biak secara bebas.
Dengan demikian, koridor satwa liar tidak hanya menjaga kelangsungan hidup populasi satwa liar, tetapi juga menjaga keragaman genetik yang sangat penting untuk kelangsungan jangka panjang suatu spesies.
Salah satu contoh sukses dari inisiatif pembangunan koridor satwa liar adalah proyek yang dilakukan di Tawau, Sabah. Proyek ini bertujuan untuk menghubungkan Hutan Tawau, salah satu hutan hujan tropis tertua di Asia Tenggara, dengan Bukit Quoin.
Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif fragmentasi hutan terhadap keanekaragaman hayati di kawasan tersebut.
Dalam upaya menciptakan koridor satwa liar yang fungsional dan menarik bagi berbagai spesies, proyek di Tawau ini menempatkan tanaman ara sebagai komponen utama. "Dengan lebih dari 160 spesies ara yang tumbuh di Borneo, tanaman ini memiliki peran yang sangat penting dalam ekosistem hutan hujan tropis," ungkap laporan tersebut.
Baca Juga: Minyak Mikroba, Calon Penantang Minyak Sawit yang Diklaim Lebih Ramah Lingkungan