Dengan tambahan dana yang signifikan ini, Äio semakin dekat untuk mewujudkan visinya dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan melalui produksi pangan berbasis tumbuhan.
Dengan memanfaatkan ragi khusus, Äio mampu mengolah produk sampingan dari industri kayu dan pertanian, seperti gula yang diekstraksi dari serbuk gergaji, menjadi lemak dan minyak berkualitas tinggi yang layak dikonsumsi.
Proses fermentasi yang mereka kembangkan tidak hanya jauh lebih cepat, tetapi juga menawarkan alternatif yang jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan produksi minyak sawit atau lemak hewani konvensional.
Hendrik Reimand, mitra di 2C Ventures, memberikan pandangan yang mendalam mengenai potensi transformatif dari teknologi Äio.
"Menyediakan alternatif berkelanjutan untuk produk seperti minyak sawit atau lemak hewani adalah langkah penting dalam mengurangi dampak lingkungan industri makanan dan kosmetik," papar Reimand seperti dilansir Green Queen.
Reimand meyakini bahwa tim Äio memiliki kemampuan untuk menerjemahkan penemuan ilmiah yang luar biasa ini menjadi sebuah kesuksesan komersial yang signifikan, sekaligus berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan.
Minyak dari limbah yang punya beragam manfaat
Äio, buah dari inovasi di Tallinn University of Technology, telah berhasil merintis jalan menuju masa depan industri pangan yang lebih berkelanjutan.
Berawal dari penelitian mendalam yang dilakukan oleh pendiri Nemailla Bonturi dan Petri-Jaan Lahtvee, startup ini lahir pada tahun 2022 dengan membawa misi revolusioner.
Kunci dari inovasi Äio terletak pada penggunaan "ragi merah" yang unik, hasil pengembangan dan paten dari Bonturi.
Ragi khusus ini berperan sebagai katalisator dalam proses fermentasi yang mengubah produk sampingan industri, seperti limbah kayu atau pertanian, menjadi lemak dan minyak berkualitas tinggi.
Baca Juga: Industri Kelapa Sawit Tengah Dihantam 'Karma', Dipicu Perubahan Iklim?