Proses fermentasi yang digunakan oleh Äio, yang mirip dengan pembuatan bir atau roti, tidak hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan.
Lemak yang dihasilkan oleh Äio memiliki profil nutrisi yang sangat mengesankan. Kaya akan asam lemak esensial dan antioksidan, lemak ini tidak hanya sehat untuk dikonsumsi tetapi juga menawarkan sejumlah manfaat bagi industri makanan dan kosmetik.
Bonturi menjelaskan, "Minyak Äio, yang diproduksi dari residu industri, membantu mengurangi penggunaan lahan hingga 97% dan konsumsi air hingga 10 kali lipat dibandingkan dengan produksi minyak sawit dan lemak hewani saat ini."
Selain itu, kecepatan produksi minyak dan lemak melalui fermentasi jauh lebih cepat, yaitu sekitar 10 kali lipat.
Äio telah berhasil mengembangkan tiga jenis lemak dengan karakteristik dan kegunaan yang berbeda. Encapsulated Oil, misalnya, dirancang untuk menggantikan minyak sawit dalam berbagai produk makanan.
Ada juga Buttery Fat, yang seperti namanya, dapat digunakan sebagai alternatif lemak hewani, shortening, dan minyak kelapa dalam berbagai aplikasi kuliner.
Sementara itu, RedOil menawarkan solusi berkelanjutan untuk menggantikan minyak ikan dan minyak biji, serta memiliki potensi besar dalam industri kosmetik dan produk rumah tangga.
Alternatif dari minyak sawit yang dianggap punya banyak masalah
Minyak sawit, komoditas yang begitu akrab dalam kehidupan sehari-hari, sering kali dianggap menyimpan permasalahan lingkungan yang serius.
Hadir hampir di seluruh sudut supermarket, mulai dari makanan kemasan hingga produk perawatan pribadi, minyak sawit telah menjadi salah satu bahan baku paling populer dalam industri makanan dan kosmetik.
Fleksibilitasnya yang luar biasa, dengan sifat tidak berasa, tidak berbau, dan tahan suhu tinggi, membuatnya menjadi primadona bagi para produsen. Selain itu, minyak sawit juga berfungsi sebagai pengawet alami, sehingga dapat memperpanjang masa simpan produk.
Baca Juga: Industri Sawit Masih Picu Deforestasi, Lahan Gambut Tak Luput Jadi Sasaran