Seperti semua karakter mitologis yang menantang para dewa, Icarus harus menjalani akhir hidup yang tragis. Meskipun memiliki ambisi besar, semua mimpinya hancur.
Beberapa versi cerita menyatakan bahwa Icarus memiliki impian akan kebesaran sebelum mereka berusaha kabur dari Kreta.
Ia ingin menikah, menjadi pahlawan, dan meninggalkan kehidupannya yang biasa-biasa saja. Jika mempertimbangkan hal ini, mungkin Icarus rentan untuk tidak menaati Daedalus.
Ketika Daedalus membuat dua pasang sayap - satu untuk dirinya dan satu lagi untuk putranya, Icarus - untuk melarikan diri dari Kreta, ia tidak menyangka bahwa putranya akan menentang para dewa.
Namun, kemampuan terbang adalah sebuah kebebasan baru dan membuat Icarus merasa tak terkalahkan, meskipun sayapnya hanya terbuat dari lilin dan bulu.
Bahkan jika butuh beberapa saat sebelum panas matahari melelehkan sayapnya, Icarus merasa bahwa ia begitu hebat.
Mengapa Mitos Icarus Penting?
Sosok Icarus dianggap penting karena ia menggambarkan kesombongan yang berlebihan, ambisi yang berani, dan kebodohan. Tema utama dalam banyak mitos Yunani adalah konsekuensi dari kesombongan.
Meskipun tidak semua orang memuja dewa dengan cara yang sama, terutama di daerah tertentu, menghina dewa adalah hal yang sangat tidak boleh dilakukan.
Orang Yunani kuno sering menganggap penyembahan dewa dan dewi sebagai kewajiban: hal itu diharapkan dari mereka. Jika tidak secara hukum, tentu saja secara sosial. Pemujaan leluhur juga merupakan hal yang umum.
Jadi, rasa takut menjadi sombong di hadapan para dewa adalah hal yang nyata. Belum lagi bahwa sebagian besar dewa diyakini memengaruhi fenomena alam (hujan, hasil panen, bencana alam); jika manusia tidak mati atau garis keturunannnya dikutuk, kesombongan manusia dapat menyebabkan kelaparan.
Baca Juga: Paris, Pangeran Troya dalam Mitologi Yunani yang Memicu Perang Epik