Nationalgeographic.co.id—Saat ini, kita lebih mengenal kota Kathmandu sebagai ibu kota Nepal. Namun, tahukah Anda bahwa status ini baru diberikan kepadanya pada abad ke-18?
Tepat pada 1769, Prithvi Narayan Shah memilih Kathmandu sebagai ibu kota kerajaannya. Tahun yang sama yang secara tradisional dianggap sebagai tahun ketika Nepal dipersatukan oleh Sang Raja.
Meskipun demikian, sejarah Kathmandu sudah ada jauh sebelum itu. Banyak tempat sucinya telah didirikan dan dibangun berabad-abad sebelum penyatuan Nepal.
Lembah legendaris yang dipenuhi air
Kota Kathmandu terletak di Lembah Kathmandu, yang dikelilingi oleh empat pegunungan yang berbeda. Menurut legenda setempat, lembah itu tidak selalu seperti sekarang.
“Pada suatu waktu di masa lampau, lembah itu dipenuhi air,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins.
Suatu hari, seorang Bodhisattva Tibet bernama Manjushree datang dari utara. Ia membelah tepi lembah dengan pedangnya. Tempat terjadinya peristiwa ini disebut Chobhar, yang terletak di barat daya Kathmandu. Saat air danau terkuras, lembah tersebut menjadi layak huni dan ajaran Buddha pun menyebar di daerah tersebut.
Legenda ini menemukan kecocokannya dalam catatan geologi. Danau tersebut terbentuk lebih dari satu juta tahun yang lalu, saat tepi selatan lembah terangkat karena pergerakan tektonik. Hal ini mengakibatkan terbendungnya Sungai proto-Bagmati dan terbentuklah danau tersebut.
Setelah Zaman Es terakhir, danau tersebut mulai menyusut, sebuah proses yang diperkirakan telah dimulai 30.000 tahun yang lalu. Badan air utama tampaknya terbentuk melalui batu kapur lunak di Chobhar, sehingga menguras danau tersebut. Lembah tersebut akhirnya terkuras airnya dan dihuni oleh manusia.
Tanda-tanda pertama permukiman manusia di Kathmandu muncul pada abad ke-2 SM. Pertumbuhan kota yang pesat pada masa itu disebabkan oleh pengaruh agama.
Bagi umat Buddha, stupa Swayambhunath dianggap sebagai situs ziarah utama, sementara umat Hindu percaya bahwa Sungai Bagmati adalah sungai suci. Oleh karena itu, baik umat Buddha maupun Hindu tertarik ke Kathmandu bahkan pada tahun-tahun awalnya.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Kisah Tragis Pembantaian Keluarga Kerajaan Nepal
Dua dinasti paling berpengaruh di Kathmandu
Kathmandu berkembang menjadi lebih dari sekadar situs keagamaan selama abad ke-4 Masehi. Selama periode ini, Dinasti Lichavi didirikan. Raja-raja dinasti ini berasal dari India utara, dan bermigrasi ke Kathmandu sekitar pertengahan abad ke-3 Masehi.
Salah satu pencapaian Dinasti Lichavi adalah pembukaan jalur perdagangan ke Tibet oleh Raja Anshuverma. Selain itu, disebutkan bahwa Bhrikuti, putri raja ini, dinikahkan dengan penguasa Tibet, Tsrong-tsong Gompo.
“Sang putri dianggap berjasa memperkenalkan agama Buddha ke Tibet,” tambah Mingren.
Raja-raja Lichavi berikutnya menjalin hubungan baik dengan Tiongkok dan India. Dinasti ini tercatat telah memerintah selama sekitar enam abad.
Meskipun Dinasti Lichavi memainkan peran penting dalam sejarah awal Kathmandu, Dinasti Malla patut dipuji. Dinasti ini mengembangkan lingkungan yang dibangun di Kathamandu.
Dinasti Malla juga merupakan penerus Lichavi. Mereka memerintah dari abad ke-13 hingga abad ke-18 Masehi. Banyak kuil kuno dan monumen bersejarah di kota ini berasal dari periode ini. Salah satu bentuk arsitektur khas yang dibangun selama masa ini adalah pagoda.
Dinasti Malla memperluas wilayahnya dan menjadi kekaisaran yang kuat. Namun, kemudian, dinasti ini terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang terus-menerus saling berperang untuk memperebutkan supremasi. Situasi ini berlanjut selama beberapa abad, yang sangat melemahkan kekuatan Dinasti Malla.
Selama abad ke-18 Masehi, penguasa terakhir Dinasti Malla dikalahkan oleh Prithvi Narayan Shah. Prithvi Narayan Shah sebelumnya adalah penguasa kerajaan kecil Nepal yang disebut Kerajaan Gorkha.
Prithvi Narayan Shah hanya memindahkan istananya dari Gorkha ke Istana Hanuman Dhoka di Kathmandu. Pemindahan itu dilakukan sebelum menaklukkan dan mencaplok sebagian besar wilayah yang sekarang menjadi Nepal. Penyatuan Nepal oleh Prithvi Narayan Shah umumnya dianggap sebagai awal sejarah modern Nepal.
Raja menyukai arsitektur lokal. Pada tahun 1770 ia menambahkan sayap ke istana, Menara Basantpur yang terkenal setinggi sembilan lantai. Ia membangunnya dengan gaya Newar tradisional.
Penerus Prithvi Narayan Shah memimpin Nepal hingga terjadi penghapusan Monarki pada tahun 2008. Penghapusan monarki ini didahului oleh peristiwa pembunuhan keluarga Kerajaan Nepal oleh sang putra mahkota.