Sejarah Dunia: Mengapa Tidak Ada Satu Negara pun Mengeklaim Bir Tawil?

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 9 November 2024 | 16:00 WIB
Pendudukan dan pembagian Mesir dan Sudan oleh Inggris menciptakan salah satu perbatasan paling menarik di dunia, yaitu Bir Tawil. ( Jfblanc/CC BY-SA 2.0 fr)

Operasi tersebut dipimpin oleh Herbert Kitchener. Kitchener berpendapat bahwa pendudukan Sudan diperlukan untuk melindungi Mesir dan menjaga agar rute perdagangan ke India tetap aman.

Selama perebutan Afrika, pasukan Inggris bergerak cepat ke Sudan sebelum bertemu dengan pasukan Prancis di Fashoda. Konfrontasi yang terjadi antara kedua pasukan tersebut memicu insiden diplomatik yang akan membagi Afrika Utara Timur dan Barat. Pertempuran Omdurman pada tahun 1898 merupakan kemenangan yang menentukan melawan pasukan Mahdi. Inggris mengamankan wilayah tersebut.

Batas wilayah Bir Tawil ditentukan

Wilayah yang baru ditaklukkan ini sekarang perlu dikelola. Inggris semakin terlibat di Mesir. Sudan, untuk saat ini, berada di bawah kendali Mesir dan memiliki protektorat terselubung. Keputusan untuk membagi keduanya diambil pada tahun 1899, setahun setelah penaklukan Kitchener.

Upaya pertama untuk menggambar ulang batas wilayah mengikuti pola yang sama dengan cara negara-negara Eropa menggambar ulang wilayah Afrika lainnya. Yaitu dengan garis lurus tanpa mempertimbangkan perbedaan geografis, budaya, atau etnis.

Namun, dalam kasus yang jarang terjadi karena menyadari kesalahan mereka sendiri, pemerintah Inggris dengan cepat membalikkan posisinya. Dan pada tahun 1902, Inggris menggambar ulang peta di sepanjang garis administratif.

Penggambaran ulang itu memberi Mesir kendali atas suku nomaden Abadba, yang memiliki hubungan budaya yang lebih dekat. Sebaliknya, Sudan diberi akses lebih jauh ke Laut Merah dan suku Beja, di utara garis batas asli.

Dua wilayah yang baru dibuat menonjol ketika kedua peta ini diletakkan di atas satu sama lain. Di sebelah selatan perbatasan asli adalah Bir Tawil dan di sebelah utara adalah Segitiga Hala'ib.

Perbatasan kedua akan tetap berlaku untuk sementara waktu. Kontrol langsung Inggris atas Sudan dan kontrol de facto di Mesir berarti masalah apa pun dengan cepat diselesaikan. Namun ketika Sudan meraih kemerdekaan pada abad berikutnya, masalah muncul.

Masalah selama kemerdekaan Sudan

Kemerdekaan Sudan pada tahun 1956 kembali memperuncing masalah perbatasan. Mesir mengakui perbatasan tahun 1899. Sedangkan pemerintah Sudan yang baru dibentuk memilih perbatasan yang digambar ulang tahun 1902.

Baca Juga: Sejarah Dunia: Fakta Praktik Menciutkan Kepala di Pasifik dan Amazon