Sebaliknya, patung Buddha Gandara, ditemukan di Afghanistan modern, di wilayah yang diduduki oleh kerajaan Helenistik paling timur, Baktria. Temuan itu juga menunjukkan masuknya gagasan-gagasan Timur ke dalam Dunia Helenistik. Lebih penting lagi, patung-patung tersebut adalah representasi visual pertama dari Sang Buddha.
“Hal itu merupakan reaksi langsung dari umat Buddha terhadap tantangan yang ditimbulkan oleh patung Apollo,” ujar Bileta.
Demikian pula Jalur Sutra memfasilitasi transmisi pengetahuan antar benua. Orang-orang Yunani terkenal di India karena keterampilan ilmiah mereka, seperti astronomi dan matematika. Bahasa Yunani dipelajari di lembah Indus.
“Ada kemungkinan bahwa Mahabharata — epos Sansekerta — dipengaruhi oleh Iliad dan Odyssey,” jelas Bileta. Aeneid karya Virgil di sisi lain - sebuah mahakarya Romawi - mungkin dipengaruhi oleh teks-teks India.
Selama berabad-abad, para pengelana, peziarah, dan pedagang melakukan perjalanan melintasi cabang selatan Jalur Sutra. Mereka membawa serta ide, gambaran, dan konsep baru.
Selama Periode Helenistik, khususnya sejak abad pertama Masehi, Eropa dan Asia terhubung melalui jalur perdagangan maritim yang menguntungkan. Jalur perdagangan maritim tersebut menghubungkan Mesir ke India yang secara signifikan mengubah masyarakat yang terlibat.
Pasukan Romawi melihat keindahan sutra Tiongkok
India berperan dalam pertukaran di Jalur Sutra. Namun kekuatan kuno lainnya juga mengubah Jalur Sutra menjadi salah satu jalur perdagangan paling terkenal di dunia kuno. Penguasa Persia dan Helenistik gagal menetralisir pengembara stepa. Tidak seperti mereka, Kaisar Han Tiongkok berhasil memperluas perbatasan mereka lebih jauh ke barat, mencapai wilayah Xinjiang modern.
Rahasia kesuksesan Kekaisaran Tiongkok terletak pada kavaleri mereka yang kuat. Kavaleri Tiongkok memanfaatkan kuda “surgawi” berharga yang dibesarkan di wilayah Ferghana (Uzbekistan modern).
Sekitar tahun 110 SM, tentara Kekaisaran Tiongkok mengalahkan suku nomaden Xiongnu dan mengamankan akses ke koridor penting Gansu. Hal ini membuka jalan menuju pegunungan Pamir, dan di luarnya, rute lintas benua menuju Barat — Jalur Sutra.
Setengah abad berlalu, di belahan dunia lain, kekuatan lain yang berkembang pesat bertemu dengan kuda-kuda terkenal ini. Bentrokan antara Romawi dan Parthia di Carrhae pada tahun 53 SM berakhir dengan bencana bagi Romawi. Pertempuran itu menyebabkan kematian Marcus Licinius Crassus. Legiun tidak bereaksi terhadap hujan panah mematikan yang dilancarkan oleh penunggang kuda Parthia.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Benarkah Nyamuk Menyelamatkan Eropa dari Invasi Mongol?