Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Persia menciptakan pendahulu Jalur Sutra. Dikenal sebagai Jalan Kerajaan, jaringan jalan raya Persia menghubungkan pantai Mediterania dengan Babilonia, Susa, dan Persepolis. Jaringan tersebut memungkinkan para pengelana menempuh jarak lebih dari 2.500 kilometer dalam seminggu.
Selain meningkatkan efektivitas administrasi kekaisaran yang luas, Jalan Kerajaan memfasilitasi perdagangan, memberikan pendapatan besar. Pendapatan tersebut memungkinkan Raja Achaemenid mendanai serangan militer dan terlibat dalam proyek konstruksi besar. Para raja juga menikmati kehidupan mewah di salah satu dari banyak istana.
Menghubungkan Eropa dan Asia: dunia Helenistik
Jalan Kerajaan (Royal Road) memainkan peran penting dalam menjadikan Kekaisaran Persia sebagai mercusuar stabilitas dan multikulturalisme di dunia kuno. Meski begitu, tentara Persia yang perkasa pun tidak dapat mengalahkan ancaman di perbatasan utaranya. Ancaman tersebut datang dari para pengembara yang ganas dan menunggang kuda di dunia padang rumput.
Salah satu Raja Achaemenid yang paling terkenal, Cyrus Agung, terbunuh selama pertempuran melawan kaum nomaden Scythians. Di Barat, Persia juga berhadapan dengan bangsa Yunani yang bermasalah, yang melawan tentara kerajaan. Pada akhirnya, Yunani kuno menggulingkan Kekaisaran Persia yang dulunya perkasa.
Ironisnya, Jalan Kerajaan memainkan peran penting dalam penaklukan Aleksander Agung, memfasilitasi kemajuan pesat tentara Makedonia-Yunani ke arah timur. Jaringan komunikasi yang efisien juga mempercepat munculnya Kerajaan Helenistik, yang dipimpin oleh penerus Aleksander – diadochi.
Jalan Kerajaan sekarang menghubungkan ibu kota Persia kuno dengan kota-kota Yunani di sekitar Mediterania. Serta kota-kota baru yang didirikan oleh Aleksander Agung dan penerusnya.
Wilayah yang terbentang dari Mesir dan Italia Selatan hingga Lembah Indus, disatukan oleh satu bahasa, satu budaya, dan satu mata uang. Meskipun budaya Yunani tetap mendominasi, para penguasa Helenistik terus mempromosikan kebijakan multikultural pendahulunya di Achaemenid.
Hasilnya adalah perpaduan unik antara ide dan tradisi – Dunia Helenistik. Selama masa ini, Eropa dan Asia menjalin hubungan kuat yang akan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah dunia. “Hubungan tersebut menciptakan Jalur Sutra,” tambah Bileta.
Rute menuju India
Semangat pertukaran budaya melalui Jalur Sutra sungguh menakjubkan, yang mengarah pada inovasi, peminjaman, dan asimilasi. Patung dewa Yunani, seperti Apollo, dan patung miniatur gading yang menggambarkan Aleksander Agung, ditemukan di India dan Tajikistan modern. Penemuan tersebut mengungkap besarnya pengaruh Barat.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Fakta Praktik Menciutkan Kepala di Pasifik dan Amazon