Perjalanan kucing domestik modern menuju kehangatan perapian manusia ternyata bermula jauh di masa lalu, sekitar 8.000 tahun yang lalu di kawasan Fertile Crescent, sebuah wilayah subur di Asia Barat Daya yang menjadi saksi bisu peradaban manusia awal.
Di sinilah, nenek moyang kucing-kucing kita pertama kali mulai berinteraksi dengan manusia, menjalin sebuah hubungan timbal balik yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Terdorong oleh melimpahnya sumber makanan berupa tanaman dan sisa-sisa hasil pertanian, tikus dan hewan pengerat lainnya berbondong-bondong datang ke pemukiman manusia. Mencium jejak mangsa yang menggiurkan, kucing liar pun tak ketinggalan. Dengan begitu, pertemuan tak terelakkan antara manusia dan kucing pun terjadi.
Berbeda dengan anggapan umum yang sering kita dengar, proses domestikasi kucing tidak dimulai dengan manusia yang secara aktif menangkap dan memelihara kucing liar. Sebaliknya, menurut studi yang dilakukan oleh Claudio Ottoni dari Universitas Leuven, kucinglah yang justru secara bertahap mendekati manusia dan lingkungan sekitarnya.
"Inilah mungkin bagaimana pertemuan pertama antara manusia dan kucing terjadi," ujar Ottoni. "Bukannya manusia menangkap beberapa kucing dan memasukkannya ke dalam kandang, tetapi manusia lebih atau kurang membiarkan kucing menjinakkan diri mereka sendiri."
Seiring berjalannya waktu, kucing-kucing ini semakin akrab dengan manusia dan bahkan mulai tinggal bersama mereka. Sekitar tahun 4400 SM, populasi kucing mulai menyebar dari Asia Barat Daya menuju Eropa, mengikuti jejak peradaban manusia yang terus berkembang.
Selain garis keturunan kucing yang berasal dari Asia Barat Daya, terdapat pula garis keturunan kucing Afrika yang memainkan peran penting dalam sejarah domestikasi kucing.
Kucing-kucing asal Afrika, terutama yang berasal dari Mesir, memiliki karakteristik yang membuatnya disukai oleh manusia, seperti sifat sosial dan jinak. Populasi kucing Mesir ini kemudian menyebar ke wilayah Mediterania dan sebagian besar Dunia Lama sekitar tahun 1500 SM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kucing-kucing ini seringkali dibawa oleh manusia dalam perjalanan mereka, baik melalui jalur darat maupun laut. Tujuan utamanya saat itu adalah untuk mengendalikan populasi tikus.
Kala pola bulu tabby mengambil alih
Melalui perbandingan DNA kucing sepanjang sejarah, penelitian ini mampu memberikan wawasan menarik mengenai evolusi kucing bahkan sebelum mereka menjadi sahabat manusia dan dibawa berkelana ke berbagai penjuru dunia.
Baca Juga: Dunia Hewan: Mengapa Kucing Begitu Membenci Pintu yang Tertutup?