Jurong Island, zona khusus yang selama ini didedikasikan untuk pemrosesan petrokimia serta kegiatan penyulingan minyak dan gas, akan menjadi model penting untuk adopsi solusi keberlanjutan seiring dengan transformasinya menjadi taman energi dan kimia berkelanjutan.
Shell, misalnya, telah menjajaki metode inovatif untuk mengekstraksi sumber daya berharga dari limbah dan mengurangi jumlah limbah yang dikirim untuk insinerasi di Jurong Island.
Peluang dan Dukungan untuk Masa Depan Hijau
Singapura telah lama menjadi pilihan utama bagi perusahaan asing untuk mendirikan kantor regional, menjadikannya pintu gerbang strategis ke Asia Tenggara.
Negara kota ini menawarkan akses ke tenaga kerja yang sangat terampil, stabilitas politik yang tinggi, dan dukungan pemerintah yang signifikan bagi investor baru, sekaligus berfungsi sebagai platform untuk menjangkau pasar lain di seluruh Asia Tenggara.
Tak hanya itu, Singapura juga telah memantapkan diri sebagai trendsetter dalam menerapkan kebijakan untuk mencapai emisi nol bersih di kawasan ini.
Amerika Serikat dan Singapura telah mencapai kesepakatan untuk berkolaborasi dalam aksi iklim dan tata kelola lingkungan. Kerja sama ini juga bertujuan menciptakan peluang di sektor pertumbuhan hijau, termasuk transisi energi, pengembangan infrastruktur energi bersih, dan transportasi berkelanjutan.
Angin segar diperkirakan akan terus berembus di sektor ini, dengan alokasi anggaran sebesar SGD 180 juta (setara AS$132 juta) yang telah disiapkan untuk membantu perusahaan-perusahaan Singapura memperkuat kemampuan keberlanjutan mereka dan memanfaatkan peluang dalam ekonomi hijau.
Bagi para pemangku kepentingan industri yang ingin berkontribusi pada pencapaian target Green Plan 2030, mempertimbangkan untuk memasuki pasar atau mendirikan fasilitas Litbang di Singapura adalah langkah strategis.
Mereka dapat memanfaatkan insentif investasi seperti Resource Efficiency Grant dan Energy Efficiency Fund. Hibah ini menyediakan dukungan finansial hingga 50% dari belanja modal yang dikeluarkan untuk meningkatkan efisiensi energi dalam operasional perusahaan.
Meskipun dorongan Singapura menuju masa depan yang berkelanjutan menciptakan banyak peluang di seluruh pilar utama Green Plan 2030, perusahaan harus selalu mempertimbangkan karakteristik unik Singapura, seperti kekurangan sumber daya alam, luas lahan yang terbatas, dan kondisi iklimnya, dalam merancang solusi keberlanjutan mereka.
---Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.