Nationalgeographic.co.id - Sebuah penemuan terbaru telah mengubah garis waktu berkembangnya wabah di Eropa–menjadi lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
Strain terbaru dari bakteri Yersinia pestis telah diidentifikasi pada kerangka berusia 4.900 tahun di situs penguburan Neolitik di Swedia. Itu merupakan strain tertua dan paling mendasar yang pernah ditemukan. Juga strain terdekat dengan asal genetika bakteri.
Y. pestis telah menjadi 'penghinaan' mutlak pada manusia sepanjang sejarah. Sebab, ia berulang kali memusnahkan banyak penduduk.
Y. pestis bertanggung jawab pada Wabah Yustinian yang merebak pada 541 M, membunuh 25-50 juta jiwa; Black Death di abad ke-14 yang menewaskan 75-200 juta orang di sepanjang Eurasia; Wabah Besar London 1665-1666 M yang memusnahkan seperampat populasi kota tersebut dalam 18 bulan; dan Pandemi Ketiga yang pecah pada 1885 serta menewaskan 12 juta orang di India dan Tiongkok.
Baca Juga : Kerangka Pria Tanpa Tangan Ditemukan di Dekat Makam Lumba-lumba Abad Pertengahan
"Wabah tersebut mungkin salah satu bakteri mematikan bagi manusia," kata Simon Rasmussen, ahli genetika dari Technical University of Denmark dan University of Copenhagen.
"Jenis analisis yang kami lakukan berusaha melihat bagaimana patogen ini memiliki pengaruh besar pada bagaimana cara kita berevolusi," imbuhnya.
Menurut studi terbaru, penemuan Y. pestis pada tulang wanita Neolitik yang saat meninggal berusia 20 tahun, menunjukkan bahwa wabah menyebar di Eropa lebih awal dari yang dipikirkan.
Ini mungkin dapat menjelaskan tentang menghilangnya petani-petani Eropa secara misterius. Mereka adalah orang-orang yang bermigrasi dari Timur Tengah sekitar 9.000 tahun lalu dan berkumpul di permukiman yang cukup menampung hingga 20 ribu individu. Masyarakat yang disebut sebagai Peradaban Trypillia ini mengembangkan teknologi seperti tembikar, roda, dan juga memelihara ternak.
Namun, sekitar 5.400 tahun lau, mereka menghilang. Peradabannya berhenti dibangun dan terdapat perubahan drastis pada pada genom kerangka dari 4.500 tahun lalu–menandakan masuknya orang-orang baru dari stepa yang menggantikan budaya Trypillia.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Trypillia? Misteri inilah yang kerap diperdebatkan ilmuwan. Mungkin saja mereka berasimiliasi dengan budaya baru, berhasil ditaklukkan, atau kehabisan sumber daya sehingga akhirnya berpindah ke wilayah lain.
Namun, Rasmussen dan timnya yakin, ada hal lain selain itu. Strain Y. pestis yang mereka temukan pada kerangka di Swedia menyimpang dari strain lain sekitar 5.700 tahun lalu–sebelum masuknya populasi stepa.
Baca Juga : Unik, Kerangka dari Abad Pertengahan Ditemukan Memakai Sepatu Bot
Peradaban Trypillia, tanpa sanitasi yang layak dan dengan manusia yang tinggal di dekat hewan-hewan, dapat menjadi tempat berkembang biak patogen. Dengan kata lain, wabah bisa muncul di peradaban Eropa tersebut.
"Tampaknya data kami cocok. Jika wabah berkembang dan orang-orang mulai mati karenanya, maka peradaban akan ditinggalkan dan rusak," papar Rasmussen.
Meski begitu, hipotesis ini belum pasti. Sebab Y. pestis tidak benar-benar ditemukan pada peninggalan Trypiliian. Ini menjadi langkah penelitian selanjutnya.
Hasil penemuan dipublikasikan pada jurnal Cell.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR