Nationalgeographic.co.id - Zimbabwe menyatakan keadaan darurat di ibu kotanya, Harare, setelah 20 penduduknya tewas akibat penyakit yang ditularkan lewat air dan sanitasi buruk, termasuk kolera.
Menteri Kesehatan Zimbabwe, Obadiah Moyo, menyatakan bahwa pasokan air yang minim, saluran pembuangan yang tersumbat dan pengelolaan limbah yang buruk menjadi faktor yang membuat wabah kolera di sana semakin parah.
"Jumlahnya semakin banyak setiap hari. Hingga kini, terdapat lebih dari 2.000 kasus penyakit, dengan total 20 kematian. Kami sedang mencari solusi atas masalah ini dan telah meminta bantuan dari mitra-mitra kami di PBB,” ucap Moyo.
Baca Juga : Sempat Gagal, Misi ke Matahari Akan Terwujud Dengan Wahana Parker
Moyo menambahkan: “Kami menyatakan keadaan darurat di Harare. Ini akan memungkinkan kami mengendalikan kolera, tipus dan apapun yang sedang terjadi. Juga untuk mengatasi masalahnya secepat mungkin."
Sejumlah sekolah di wilayah terdampak kolera juga ditutup sementara setelah ada dua siswa yang meninggal dunia.
Salah satu wilayah yang mengalami kolera terparah adalah Budiriro. Warga setempat melaporkan bahwa mereka tidak bisa mendapatkan air bersih. Selain itu, limbah kotor juga membanjiri jalanan rumah mereka karena pipa pembuangan di sana rusak.
Baca Juga : Club 27, Musisi-musisi Terkenal Dunia yang Mati Muda di Usia 27 Tahun
Sebelumnya, pada 2008, Zimbabwe pun pernah terserang wabah kolera. Itu berlangsung selama lebih dari satu tahun dan menewaskan sekitar 5.000 orang.
Wabah 2008 tersebut baru berhenti setelah kelompok internasional seperti PBB dan USAID menyumbangkan obat-obatan dan bahan kimia pengolah air.
Source | : | VOA Indonesia |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR