Nationalgeographic.co.id - Pada Rabu (10/4), dunia dikejutkan dengan penemuan bersejarah, yakni terungkapnya foto lubang hitam atau black hole. Foto tersebut didapat dari usaha keras tim ilmuwan yang mengumpulkan data dari delapan teleskop di berbagai dunia dan terhubung dengan Event Horizon Telescope (EHT).
Gambar ini merupakan lubang hitam yang berada di galaksi M87, dengan jarak sekitar 500 triliun kilometer dari Bumi.
Pada foto tersebut, terlihat lubang hitam menyerupai cincin dengan pinggiran berwarna oranye seperti api. Banyak yang mengatakan bahwa black hole merupakan lubang gelap tanpa cahaya sama sekali. Namun, mengapa ada cahaya oranye di sekelilingnya?
Baca Juga : Tabrakan Asteroid Picu Gunung Berapi dan Kepunahan Dinosaurus
Menurut laporan yang dipublikasikan pada jurnal National Science Foundation (NSF), lubang hitam adalah benda padat dengan bobot sekitar 6,5 miliar kali matahari. Karena ukuran raksasa itu, lubang hitam dapat melengkungkan ruang-waktu dengan memanaskan debu dan gas di sekitarnya hingga suhu ekstrem.
Teori yang beredar menyebut lubang hitam tak bisa dilihat karena tidak ada satu pun cahaya yang bisa lolos darinya. Namun, Albert Einstein memiliki teori tentang relativitas umum yang menyatakan bahwa dalam keadaan tertentu garis besar di sekitar lubang hitam dan horizon peristiwa cahaya dapat terlihat.
"Jika terbenam di daerah terang, lubang hitam seperti cakram gas bercahaya. Kami berharap lubang hingga akan menciptakan daerah gelap mirip dengan bayangan," ungkap Ketua Dewan Sains EHT Heino Falcke yang seorang profesor astronomi radio dan fisika astropartikel dari Universitas Radbound Belanda dilansir Live Science, Rabu (10/9/2019).
"Lubang hitam di galaksi M87 bukanlah yang paling dekat dengan Bumi. Namun karena ukurannya yang sangat masif, membuatnya dipilih sebagai target observasi untuk proyek EHT," sambung Derek Fox yang tidak terlibat dalam pengamatan.
Baca Juga : Tiga Teori yang Menyatakan Bahwa Asteroid Oumuamua Bukan Kapal Alien
Pada gambar yang beredar, lingkaran hitam bisa disebut sebagai bayangan lubang hitam dan dikelilingi oleh sesuatu yang bercahaya. Namun, warna oranye mirip api itu bukan warna sebenarnya dari gas atau materi, sebaliknya warna itu sengaja dipilih oleh tim ilmuwan EHT untuk menggambarkan keceranhan emisi.
"Oranye dan kuning adalah emisi yang paling intens, merah kurang intens, dan kemudian hitam hanya memiliki sedikit atau tidak sama sekali emisi," jelas Fox.
Menurut Fox, dalam rentang optik, cincin di sekitar lubang hitam kemungkinan akan tampak putih, mungkin diwarnai dengan biru atau merah.
"Saya berharap itu menjadi lebih dari cahaya keputihan yang lebih terang di sepanjang bulan sabit, redup di titik-titik lain, dan kemudian hitam di mana lubang hitam melemparkan bayangannya," tutupnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR