Nationalgeographic.co.id - Kesepian umumnya diketahui sebagai hal yang paling sering dirasakan oleh orang berusia lanjut. Akan tetapi, puncak dari rasa kesepian ternyata terjadi pada usia yang lebih muda.
Memiliki banyak pekerjaan yang menyibukkan atau banyaknya teman tidak menutup kemungkinan Anda akan merasa kesepian. Saat-saat di mana Anda merasa hampa, tidak ada yang mendengarkan, memahami, menghargai, atau mendukung Anda.
Baca Juga : Bukan Hanya Diabetes, Penyakit Ini Dapat Timbul Akibat Kelebihan Gula
Dilansir melalui Hello Sehat, sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa puncak dari rasa kesepian terjadi pada usia muda. Orang-orang dewasa muda yakni di bawah 30 tahun merupakan kelompok yang paling rentan dengan kesepian.
Penelitian lainnya dari Office for National Statistic (badan pusat statistik di Inggris) menjelaskan bahwa 10 persen orang Inggris berusia 16-24 tahun merasakan tiga kali lipat kesepian dibanding lansia. Sementara itu, ketika sudah memasuki usia 35 sampai 80 tahun, rasa kesepian cenderung menurun. Ini karena orang dewasa muda atau remaja belum terbiasa menghadapi rasa kesepian ini. Beberapa dari mereka juga masih belum paham bagaimana cara yang baik dalam mengatasi kondisi ini.
Selain itu, gaya hidup individual juga memengaruhi karena remaja atau dewasa muda tidak memiliki hubungan dekat dengan orang lain yang membuatnya merasa dibutuhkan atau diinginkan. Terlebih jika orang tersebut memiliki pengalaman kurang mengenakan seperti kehilangan orang yang dikasihi, orang tua bercerai, atau pengaruh media sosial.
Baca Juga : Berbagi Ilmu dan Trik Jitu Fotografi Lewat Karya Menawan Ponsel Kita
Baik remaja atau dewasa, jika Anda mengalami kondisi ini dan tak kunjung hilang sebaiknya pertimbangkan untuk konsultasi kepada psikolog. K
Ketika menolak bercerita atau tidak memiliki seseorang sebagai tempat curhat, maka rasa kesepian yang dialami menjadi lebih parah.
Rasa kesepian yang semakin parah pun pada akhirnya berdampak pada kondisi tubuh, mulai dari sulit tidur di malam hari sampai menyebabkan penyakit jantung.
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Nathania Kinanti |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR