Nationalgeographic.co.id - "Kira-kira ada tips nggak bang buat motret lowlight pakai smartphone ini? Karena saya coba motret, tapi hasilnya kok kurang memuaskan ya?"
Denny, salah seorang peserta talkshow di sela pamera fotografi pemenang kontes “Go Wider Go Up: Indonesia Bercerita” di Kota Kasablanka,
Jakarta Selatan, Minggu, (14/4).
Ia memanfaatkan acara ini untuk mencuri ilmu smartphone photography dari ketiga narasumber yang hadir, Arbain Rambey (Fotografer Senior Kompas), Didi Kaspi Kasim (Editor in Chief National Geographic Indonesia) dan Fachryansyah Farandy (General manager for Digital & Partnership PT Vivo Mobile Indonesia).
"Nah, kamu sudah coba ukur cahaya di sekitarnya belum? Dan, sudah coba pakai mode pro atau manual di dalam fitur kamera smartphone itu?," Arbain Rambey balik bertanya.
"Belum, Bang. Saya belum coba itu."
Baca Juga : Manfaatkan Teknologi Smartphone, Hasilkan Foto dengan Komposisi yang Indah
Arbain kembali menjelaskan, untuk kondisi minim cahaya, kita harus berani berkreativitas dengan menggunakan mode manual. Terlebih lagi, "vivo V15 sudah menyediakan mode pro yang bisa kita gunakan untuk memotret dalam kondisi ekstrem seperti itu," timpal Fachryansyah Farandy.
Para narasumber pun sepakat ponsel pintar saat ini telah memiliki mode manual atau yang biasanya dinamai dengan mode pro. Dalam mode ini kita memiliki keleluasaan dalam mengatur kecepatan rana, iso, hingga white balance.
Dengan kamera 8 MP AI Super Wide-Angle, vivo V15 mampu mengambil gambar dengan sudut pengambilan selebar 120°. Dengan demikian, dalam foto lanskap kita, banyak objek yang dapat masuk dalam foto. Memotret alam desa dan kota di Indonesia pun tidak lagi ada objek yang terpotong karena kendala keterbatasan lensa.
Baca Juga : Memotret Lanskap dalam Satu Genggaman Tangan
Terlebih lagi, vivo V15 telah menyediakan teknologi AI Triple Camera beresolusi 12 megapiksel lensa f/1.8 PDAF + 8 megapiksel lensa f/2.2, ultra-wide sensor + 5 megapiksel lensa f.2.4, depth sensor.
Bisa kita bayangkan, dengan tiga kamera belakang ini, pastinya vivo V15 akan menghasilkan gambar yang mengagumkan.
Bukan hanya itu, AI Triple Camera memiliki sejumlah fitur unggulan seperti, AI Beauty untuk mempercantik foto muka, AI Portrait Lighting untuk meningkatkan tingkat cahaya dalam foto portrait atau bokeh.
Selain itu, ada AI Super-Wide, untuk menangkap gambar dengan jarak pandang yang sangat lebar.
Diskusi smartphone photography itu berlangsung hangat dan menarik. Seluruh bangku yang disediakan telah terisi. Bahkan, sejumlah peserta yang rela berdiri di bagian belakang selama kurang lebih dua jam.
Baca Juga : Kisah Manusia Indonesia dalam Bingkai Fotografi Ponsel. Yuk, Ikuti Tips Jitunya.
Peserta diskusi pun tak hanya datang dari seputar Jabodetabek. Ada yang datang dari Ponorogo, Jawa Timur. Bahkan, ia sempat bertanya tentang penggunaan digital zoom dalam fitur kamera smartphone.
"Lebih baik kita dekati saja subyek fotografi kita ya Mas. Karena, kita sering diskusi, lensa tele dari seorang fotografer ada di dengkul kita," ujar Didi Kaspi Kasim sembari tersenyum. Tentu, ia menjelaskan agar seorang pemotret jangan segan untuk mengambil subyek dari dekat. Karena, penggunaan digital zoom kurang disarankan, sebab fitur kamera smartphone saat ini telah dilengkapi lensa ultra wide yang bisa menangkap seluruh subyek dalam satu bidang visual.
"Teknologi kamera dalam smartphone pastinya akan berkembang terus. Kami saat ini mengembangkan teknologi yang berdasarkan dari riset konsumen kami. Pengembangan didasarkan pada kebutuhan konsumen, jadi kami sangat memanjakan konsumen kami," jelas Fachryansyah saat menyampaikan rencana ke depan yang akan dilakukan oleh vivo sebagai salah satu produsen smartphone berbekal fitur kamera mumpuni.
Baca Juga : Fotografi Ponsel, Hati riang Selama Perjalanan dan Bisa Tambah Penghasilan!
Tentu, sebagai pengguna kita janganlah malas untuk berkreativitas dan memanfaatkan seluruh teknologi yang telah disediakan dalam fitur kamera smartphone kita.
"Dan, jangan lupa siapkan kemampuan kita untuk membelinya ya. Hahaha," pungkas Didi, yang diamini oleh Arbain dan Fachryansyah.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | Cindy Event Production |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR