Nationalgeographic.co.id – California Selatan ternyata lebih ‘oleng’ daripada yang kita duga. Pasalnya, menurut sebuah studi terbaru, gempa kecil mengguncang wilayah tersebut setiap tiga menit sekali.
Gempa bumi ini tidak akan merobohkan dinding atau membuat pohon-pohon palem bergoyang. Faktanya, mereka terlalu kecil untuk instrumen seismik yang biasanya dideteksi secara teratur.
Namun kini, para ilmuwan mampu mendeteksi gerakannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2008 hingga 2017, California Selatan mengalami 495 gempa kecil setiap harinya. Masing-masing terjadi setiap 174 detik.
“Kami mendapatkan informasi sepuluh kali lebih banyak sekarang. Itu seharusnya memungkinkan kami menguji segala macam hal baru yang sebelumnya tidak dapat dilakukan,” kata Zachary Ross, peneliti geofisika dari California.
Baca Juga : Semakin Mengkhawatirkan, Gletser Pegunungan Alpen Bisa Benar-benar Hilang
Ia menambahkan, manusia cenderung lebih tertarik pada gempa besar yang lebih berbahaya, mampu merenggut nyawa dan membuat aktivitas kota menjadi lumpuh. Namun, gempa-gempa itu tidak terjadi pada skala waktu yang sama dengan kehidupan manusia. Gempa yang sangat dahsyat mungkin baru terjadi setiap abad atau seribu tahun.
Sebaliknya, gempa-gempa kecil justru lebih sering terjadi. Menurut Ross, untuk setiap penurunan dalam satuan magnitudo, ada 10 kali lebih banyak gempa. Dalam satu gempa berkekuatan 7,0 misalnya, terdapat 10 gempa bermagnitudo 6,0, dan 100 gempa dengan kekuatan 5,0.
Sebagai contoh, pada 2012, Imperial Valley California mengalami serangkaian gempa bumi yang dikenal sebagai Brawley Earthquake Storm. Ada ratusan guncangan kecil yang terjadi, beserta dua gempa yang cukup berbahaya dengan magnitudo 5,3 dan 5,5.
Setelah diteliti menggunakan teknik saat ini, Ross dan timnya menemukan bahwa rangkaian gempa itu sebenarnya dimulai dengan 10 jam guncangan ‘halus’ yang sebelumnya tidak diperhatikan.
Para peneliti juga menggunakan data yang mereka dapat untuk menyelidiki gempa bumi El Mayor-Cucapah yang menghantam Baja California, Meksiko, pada 2010, dengan kekuatan 7,2 skala Richter.
Hasilnya menunjukkan, ada lonjakan guncangan ringan seminggu setelah gempa bumi–pada jarak hingga 170 mil (270 kilometer) dari patahan. Pergeseran yang hampir tidak terdeteksi ini mampu menjelaskan bagaimana gempa memengaruhi satu sama lain dalam jarak jauh.
Baca Juga : Cara Ilmuwan Selamatkan Orangutan dengan Teknologi Kamera Canggih
Mengetahui pola gempa bumi kecil ini membantu seismolog memahami bagaimana gempa bumi yang lebih besar dimulai. Juga apakah gempa dapat memengaruhi satu sama lain.
“Bumi bergerak setiap saat. Saat gempa, mereka berkomunikasi satu sama lain dalam ruang dan waktu,” pungkas Ross.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR