Nationalgeographic.co.id - Jika mendengar nama Madame Tussaud, mungkin Anda akan langsung teringat kepada museum lilin yang berada di beberapa negara di dunia. Namun, tahukah Anda kisah hidup Marie Tussaud atau Marie Grosholtz yang menjadi pelopor museum lilin tersebut?
Meski berbakat, tapi Marie memiliki kehidupan dan masa lalu yang kelam. Diketahui bahwa ibunya merupakan seorang janda yang bekerja sebagai asisten rumah tangga pembuat lilin dan pakar anatomi ternama Philppe Curtius di Berne, Swiss. Marie pun akhirnya diadopsi oleh Curtius, yang gemar membuat pemodelan dari lilin.
Baca Juga: Kota Cimahi Simpan Monumen Junyo Maru, Petaka Laut Perang Dunia Kedua
Ketika Curtius mendapat posisi yang lebih bergengsi di Paris, dia membawa Marie dan ibunya ke kota tersebut. Saat itu, usia Marie baru enam tahun. Seiring bertambahnya usia, Marie mampu bergaul di antara masyarakat kelas karena kesuksesan Curtius. Dia bahkan bertemu dengan Raja Louis XVI.
Pada 1780-an, Marie diperkerjakan sebagai guru seni oleh saudara perempuan sang raja, Madame Elizabeth. Meski demikian, pergaulannya dengan lingkaran kerajaan hampir saja membuatnya kehilangan nyawa.
Setelah Revolusi Perancis pecah, dia dianggap sebagai simpatisan kerajaan dan ditahan di penjara selama tiga bulan. Rambutnya dicukur, dan nyawa Marie hanya tinggal menunggu dieksekusi.
Dia diselamatkan oleh Jean-Marie Collot d'Herbois, seorang revolusioner terkemuka yang adalah teman Curtius.
Untuk mendukung kesetiaannya pada Revolusi Perancis, dia dipaksa membuat "topeng kematian" para bangsawan saat dipancung, termasuk bagi raja dan ratu. Dia sangat tertekan ketika dipaksa untuk membuat cetakan lilin kepala dari mereka yang telah dipancung, termasuk teman-teman Curtius di lingkungan kerajaan.
Marie bahkan membuat cetakan lilin dari kepala Putri de Lamballe yang berlumuran darah. Putri itu adalah temannya.
Baca Juga: Siapa yang Membangun Monumen Perang Dunia Pertama di Cikopo?
Curtius selamat dari masa pemerintahan yang penuh teror. Namun, dia meninggal dunia pada 1794 dan menyerahkan semua koleksi lilinnya kepada Marie.
Setahun kemudian, Marie menikahi seorang pria bernama Francois Tussaud. Pasangan tersebut dikaruniai dua putra. Namun, kisah cintanya tidak berjalan mulus dan pernikahan harus berakhir.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR