Nationalgeographic.co.id - Ibu Ani Yudhoyono telah berpulang pada Sabtu (1/6/2019) di Singapura. Pada saat masih menjabat sebagai Ibu Negara, beberapa waktu lalu, Ibu Ani Yudhoyono terus menjalankan hobi fotografi.
Bahkan, Ibu Negara Ani Yudhoyono telah meluncurkan buku fotografi yang berisikan foto-foto hasil jepretannya di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat, 28 Oktober 2011.
Ketika itu, Foto-foto di dalam buku tersebut diambil dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, selama Ibu Ani mendampingi suaminya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ke hampir semua provinsi di Indonesia dan berbagai negara di lima benua yang menurutnya telah membuka matanya untuk melihat realitas kehidupan yang dihadapi saat ini. Tak ketinggalan, foto keluarga juga menjadi "warna" yang wajib ada di buku ini.
Tentang kiprah fotografi Ibu Ani, wartawan Kompas, J Osdar, telah menuliskan catatannya yang terbit di Harian Kompas edisi 30 Oktober 2012 di halaman 2.
MUNGKIN, dalam sejarah tentang para ibu negara di Indonesia, bahkan dunia, baru kali ini hadir seorang ibu negara yang secara aktif menekuni dunia fotografi. Hasilnya, sebuah buku dengan sampul depan warna kuning bertuliskan The Colors of Harmony–A Photography Journey By Ani Yudhoyono- Special Edition pun diluncurkan di Galeri Nasional, Jalan Merdeka Timur 14, Jakarta, bertepatan dengan peringatan ke-83 Sumpah Pemuda tahun 2011.
Di sampul buku setebal 263 halaman itu diberi foto bunga sedap malam berwarna putih dan unggu yang dihinggapi kupu-kupu berwarna hitam, sedikit merah dan putih. Dalam buku ini, ada 312 foto karya Ny Ani Yudhoyono. Di antara foto-foto itu terdapat 92 buah foto bunga berwarna-warni yang didominasi warna merah merona.
Di halaman awal, dipasang foto besar bunga batavia (peregrina) berwarna dominan merah menyala. Di atas bunga yang tengah diisap sari madunya oleh lebah itu dituliskan, ”Setiap makhluk, besar maupun kecil, seperti serangga yang sedang melakukan tugas alaminya, memiliki fungsi vital masing-masing dalam menjaga keseimbangan dan keselarasan alam”.
Baca Juga: Selamat Jalan Ibu Ani Yudhoyono. Kenali Salah Satu Gejala Leukemia Ini yang Kerap Kita Abaikan
Di halaman selanjutnya, digelar foto kepulan awan putih, hitam, dan abu-abu berlatar langit biru. Di antara awan itu, Ny Ani menuliskan, ”Sebuah pemandangan dengan keindahan surgawi yang tidak terbayangkan ketika kaki masih menjejak bumi.”
Setelah melewati foto sepasang rusa tutul di halaman Istana Bogor, kita jumpai foto bunga markisa merah (red passion flower atau passiflora coccinea). ”Saya dedikasikan buku ini untuk ayah saya, almarhum Letnan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, yang telah memperkenalkan saya pada dunia fotografi sejak masa remaja.”
Di antara foto diri Ny Ani yang memanggul tripod dan tustel besar dengan foto dahlia hibrida merah disiram wana putih, Ny Ani menuliskan, ”Ke mana pun kami pergi, beliau (Sarwo Edhie), selalu membawa kamera…”.
Kemudian di samping foto gerobak ”Bubur Ayam Kampung Lapangan, Cipanas”, Ny Ani menuliskan ”Fotografi telah memberikan saya sebuah alat dahsyat yang membuka cakrawala baru yang mengubah cara saya melihat dunia sekitar saya… fotografi memberi saya banyak keceriaan dan kepuasan….”
Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Dunia, Kenali Tiga Jenis Kanker Darah dan Penyebabnya
Di halaman 34, di antara dua kuntum mawar merah, Ny Ani menuliskan puisi. ”Bunga mawar, keharumanmu semerbak mewangi, kelembutanmu menawan hati, membuat aku tidak pernah bosan memandangi dan mengabadikan kemolekanmu.”
Ketika menjelaskan tentang buku itu setahun lalu, Ny Ani mengatakan, awalnya ia tidak ingin menerbitkan buku ini. Tapi, salah seorang saudarinya mengatakan, ”Mbak Ani harus menerbitkan buku ini. Kalau tidak, nanti dikira hanya untuk gaya-gayaan ke sana kemari bawa tustel dan tripod.”
Saudari Ny Ani yang memanggilnya dengan sebutan Mbak Ani itu menceritakan, ada seorang fotografer yang selalu memotret Ny Ani dan saudarinya itu, tetapi tidak pernah memperlihatkan hasilnya.
Source | : | kompas.id |
Penulis | : | instagram.com/aniyudhoyono |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR