Nationalgeographic.co.id - Sudah pernah mendengar tentang Cryptozoology? Itu adalah studi yang mempelajari tentang keberadaan suatu makhluk yang berasal dari desas-desus atau cerita rakyat.
Dalam studi Cryptozoology, makhluk tersebut disebut dengan cryptids. Di bawah ini adalah daftar beberapa makhluk cryptids:
1. Thylacine
Thylacine merupakan hewan yang dikenal sebagai harimau Tasmania atau serigala Tasmania. Ia memiliki ekor yang panjang dan kaku. Pada bagian punggung hingga pantatnya, terdapat corak garis. Thylacine juga termasuk spesies hewan marsupialia--artinya pada tubuhnya terdapat kantong seperti kangguru dan koala.
Spesies hewan karnivora ini dikabarkan hampir punah akibat aktivitas manusia dan pengenalan anjing liar ke daratan Australia. Thylacine terakhir di kebun binatang Hobart Tasmania tercatat pada 1936. Sementara thylacine yang berkeliaran di alam bebas terakhir terlihat pada 1932.
Meskipun dikabarkan hampir punah, tetapi sesekali masih ada orang yang melihat hewan berkantung ini.
Baca Juga: Manfaat Makan Seafood: Meningkatkan Imun Tubuh dan Menjaga Mood
2. Cumi-cumi raksasa
Cumi-cumi raksasa disebut-sebut sebagai sumber inspirasi "Kraken" yaitu cerita rakyat Norwegia tentang monster laut yang memiliki banyak tangan. Tinggi tubuh cumi-cumi raksasa bisa mencapai 43 kaki.
Pada September 2005, beberapa peneliti Jepang memberi umpan dan berhasil merekam keberadaan spesies tersebut. Cumi-cumi raksasa terekam selama empat jam sebelum akhirnya meloloskan diri dan kehilangan satu lengannya yang memiliki panjang 18 kaki atau sekitar 5,5 meter.
3. Bigfoot
Bigfoot mungkin sudah tidak asing lagi karena cerita tentangnya sudah menyebar luas--bahkan ada yang menjadikannya tokoh film animasi.
Bigfoot yang juga dikenal sebagai sasquatch ini digambarkan sebagai makhluk berbulu dan menyerupai kera, tingginya bisa mencapai 7 hingga 10 kaki.
Ia diduga merupakan Gigantopithecus yakni kera raksasa yang mati 100.000 tahun lalu, tetapi hal ini masih diragukan oleh para ilmuwan.
4. Okapi
Sebelum 1901, spesies hewan bernama okapi ini hanya diketahui oleh orang-orang yang tinggal di hutan hujan Kongo. Wujud hewan ini seperti gabungan antara jerapah dan zebra, kakinya bergaris seperti zebra tetapi dengan wajah seperti jerapah dengan leher yang lebih pendek.
Okapi memiliki lidah panjang seperti jerapah yang bisa mencapai 12 inci, lidahnya digunakan ketika ia ingin mencuci kelopak mata dan telinganya.
5. Monster Loch Ness
Bagi warga setempat yang tinggal di wilayah barat laut Skotlandia, makhluk yang tinggal di danau atau Loch Ness ini kerap dijuluki sebagai "Nessie".
Berdasarkan salah satu hipotesis, Nessie merupakan plesiosaurus--sejenis reptil laut berukuran besar dan memiliki leher panjang. Ia juga memiliki sirip yang pendek dan gemuk menyerupai dayung.
6. Raja cheetah
Berawal pada 1926, masyarakat Zimbabwe menemukan cheetah dengan tanda tidak biasa di tubuhnya. Alih-alih bintik, tubuh cheetah tersebut memiliki corak garis hitam di bagian punggungnya. Sejak saat itu masyarakat sana mulai memanggilnya dengan sebutan "raja cheetah".
Beberapa orang awalnya mengira hewan tersebut campuran keturunan dari cheetah dan macan tutul atau subspesies dari cheetah. Namun, pada 1981, seekor raja cheetah lahir di Pusat De Wildt Cheetah, Afrika Selatan. Setelah dianalisis, ternyata hasil tanda-tanda pada cheetah tersebut adalah hasil mutasi genetika yang sangat langka.
Baca Juga: WHO: Lebih Dari Satu Juta Orang Terkena Penyakit Menular Seksual Setiap Harinya
7. Homo floresiensis
Kalau yang satu ini asalnya dari Indonesia, disebut dengan "Ebu Gogo"--cerita rakyat dari pulau Flores yang mengisahkan tentang ras misterius orang-orang kerdil. Ebu Gogo diceritakan menculik anak-anak dan berbicara dengan cara menggumam.
Mitos tersebut semakin dianggap serius ketika pada 2003, sisa-sisa spesies humanoid baru bernama Homo floresiensis ditemukan dalam gua-gua di pulau tersebut. Dari fosil tersebut diketahui bahwa Homo floresiensis kemungkinan besar hidup berdampingan dengan manusia 12 ribu tahun lalu.
Namun, beberapa ilmuwan masih berpendapat adanya kemungkinan bahwa spesimen tersebut adalah manusia dengan kepala kecil yang abnormal atau spesies baru dari keturunan manusia.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Nathania Kinanti |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR