"Aku selalu ingin bertemu Presiden India," ujar Marilyn.
"Bukan India, Indonesia," sahut Sukarno.
"Saya tidak pernah mendengar tentang hal itu!" kata Marilyn polos.
Seketika Bung Karno pun diam dalam beku, demikian anekdot dalam biografi Eric.
PADA SUATU HARI, istri Eric yang bernama Ina Hughes Johnston, menemani Bung Karno yang berbelanja untuk membeli buah tangan. Si Bung mencari pakaian dalam wanita untuk istrinya di sebuah butik di California. Kisah itu dituturkan oleh Fatmawati (1923-1980), istri Sukarno, kepada jurnalis dan pujangga Sah Saiful Rahim. Wawancara itu dirilis dalam Bung Karno Masa Muda, yang diterbitkan oleh Pustaka Yayasan Antar Kota di Jakarta pada 1978.
Si Bung kebingungan memilih ukuran beha yang pas untuk istrinya—Fatma tidak menjelaskan apakah beha itu khusus untuk dirinya atau juga Hartini. Setelah pramuniaga mengambil beberapa ukuran, akhirnya Bung Karno mengakui bahwa dia sendiri tidak tahu nomor ukuran beha istrinya.
Bung Karno pernah menceritakan perihal misi pencarian beha ini secara terbuka kepada Fatmawati.
Namun, bukan Si Bung kalau tidak banyak akal. Dia meminta beberapa gadis pramuniaga untuk berjajar. Lalu, dia meneliti satu per satu gadis yang tubuhnya sama dengan tubuh istrinya. Hanya Sukarno dan Tuhan yang tahu, entah dia sungguh tidak tahu ukuran beha istrinya atau iseng lelaki belaka.
Baca juga: Tan Hong Boen dari Tegal, Penulis Pertama Riwayat Hidup Bung Karno
Buntutnya, dia memang berhasil menemukan beha yang cocok dan pas. Bung Karno pernah menceritakan perihal misi pencarian beha ini secara terbuka kepada Fatmawati.
Bung Karno meninggalkan Amerika Serikat pada tiga hari jelang ulang tahunnya yang ke-55. Rombongan kenegaraan itu bersiap terbang menuju Kanada dan Eropa Barat. Lawatan pertamanya ke Negeri Paman Sam mungkin menorehkan sejuta kenangan. Salah satunya penghargaan gelar doktor honoris causa dari Columbia University ci New York. Kelak ,sepanjang hayatnya, Sukarno menerima penghargaan sejumlah 26 gelar doktor kehormatan itu!
Grayson Louis Kirk (1903-1997), Presiden dari Columbia University, menahbiskan Sukarno sebagai "seorang pionir politik terdepan untuk hari ini dan esok.”
Baca juga: Adakah Hubungan Antara Salatiga, Arthur Rimbaud, dan Soekarno?
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR