Nationalgeographic.co.id - “Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa Gardu Induk sudah mulai berhasil dilakukan penyalaan," Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka dalam keterangan resmi, Minggu (4/8/2019).
Sejumlah wilayah di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat alami pemadaman listrik. Hal ini membuat sejumlah aktivitas vital publik lumpuh.
Hingga hari Senin (8/5/2019) aliran listrik belum seluruhnya normal. Bahkan listrik di kawasan Tangerang Selatan juga masih padam hingga pagi tadi.
"Jadi pukul 11.45 WIB detik ke-27, SUTET Ungaran-Pemalang terjadi gangguan pada sirkuit 1, kemudian disusul pada sirkuit 2. Akibatnya terjadi penurunan tegangan yang menyebabkan jaringan SUTET Depok dan Tasikmalaya mengalami gangguan. Ini yang menjadi pemadaman awal," kata Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani di Depok, Minggu (4/8/2019).
Baca Juga: Listrik Padam, Layanan Kereta Api Dilakukan Manual dari Boarding hingga Penjagaan Palang Pintu
Pemadaman bermula pada buku 11.45.09 karena terdapat gangguan di Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Ungaran-Pemalang.
Untungnya wilaya Jawa Timur tidak ikut terdampak gangguan listrik ini. Aliran listrik disalurkan dari PLTA Saguling dan PLTA Cirata ke PLTU Suralaya melalui GITET Cibinong, Depok, Gandul, Lengkong, Balaraja dan Suralaya.
Merangkum dari Kompas.com insiden pemadaman listrik masal juga pernah terjadi di negara lain, bahkan beberapa pejabat penanggung jawab mengundurkan diri untuk menebus rasa bersalahnya.
Menteri Bidang Perekonomian Taiwan Lee Chih-kung mengundurkan diri setelah terjadi insiden teknis pada pembangkit listrik tenaga gas alam mereka 15 Agustus 2017 silam.
Baca Juga: Listrik Padam di Berbagai Wilayah di Pulau Jawa, Ini Penjelasan PLN
Gelombang panas membuat suhu di Taipei meningkat hingga 36 derajat celsius, sehingga peningkatan konsumsi listrik pun terjadi.
Sebanyak 668.000 rumah tangga dilaporkan terdampak pemadaman masal yang berjalan selama 4 jam tersebut.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mahmud Zulfikar |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR