Dalam medis modern, metode pengobatan kanker dilakukan melalui berbagai cara, antara lain, kemoterapi, operasi pemotongan jaringan kanker, radioterapi, transplantasi sumsum tulang belakang, imunoterapi, dan terapi hormon.
Kanker merupakan pertumbuhan dan perkembangan sel dalam tubuh yang tidak terkontrol dan abnormal. Secara umum, sel kanker yang sangat aktif tumbuh lebih sensitif terhadap radiasi dan zat pada kemoterapi, meski terdapat berbagai variasi sifat tergantung jenis sel kankernya.
Prinsip utama dalam pengobatannya adalah menghentikan atau membunuh sel-sel kanker tersebut, baik melalui radioterapi, kemoterapi maupun metode lain. Pada kemoterapi zat tersebut bersifat menghambat kerja DNA dan RNA sel seperti 5-fluorouracil dan metotrexate, merusak DNA sel seperti Chlorambucil dan Cisplatin, atau mencegah pembelahan sel seperti Vinblastine dan Vincristine.
Zat yang sudah diketahui terdapat pada bajakah adalah senyawa polifenol seperti terpenoid, steroid, tannin, alkonoid, fenolik, saponin. Senyawa ini juga ada banyak pada buah dan sayuran.
Senyawa ini bersifat hanya antioksidan dan membantu menjaga keseimbangan metabolisme tubuh, sehingga baik untuk kesehatan tapi belum ditemukan mempunyai sifat antikanker sebagaimana pengobatan standar.
Oleh karena itu, untuk memutuskan bahwa bajakah mempunyai potensi untuk pengabatan kanker perlu penelitan lebih mendalam lagi tentang zat yang berpotensi dan dengan tahapan penelitian ilmiah lebih lanjut.
Baca Juga: Badan Terasa Sakit dan Ngilu Saat Flu, Mengapa Bisa Begitu?
Sisi positif dari pemberitaan bajakah adalah peneliti terutama bidang kimia bahan alam, farmasi, dan kedokteran mesti menjadikan ini sebagai stimulasi untuk ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih mendalam.
Selain itu, bagi pemerintah ada tiga sisi yang dapat disikapi. Pertama, banyak siswa dan generasi muda yang mempunyai prestasi dan inovasi ilmiah yang perlu mendapatkan dukungan sehingga mereka kelak benar-benar menjadi ilmuwan.
Kedua, ada banyak bahan alam di negeri ini yang harus diproteksi dan diteliti dan dikembangkan untuk obat. Untuk dapat digunakan dengan aman dan terukur harus melalui proses beberapa tahap riset dan uji coba berkali-kali sebelum menjadi obat yang diproduksi massal.
Ketiga, penelitian dasar dan terapan mesti mendapat perhatian serius agar kekayaan alam bangsa menjadi lebih berdaya-guna bagi masyarakat ilmiah dan publik.
Penulis: Hardisman Dasman, Associate Professor in Community Medicine and Healthcare Policy, Universitas Andalas
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR