Nationalgeographic.co.id - Dua laporan yang dipublikasikan pada jurnal The Lancet menyediakan data terbaru mengenai penyakit yang menjadi penyebab utama kematian di negara berpendapatan tinggi, menengah dan rendah.
Hasilnya mengungkapkan bahwa secara global, penyakit kardiovaskular lah yang menyebabkan kematian. Namun, untuk negara berpendapatan tinggi, kanker yang paling umum menjadi pemicu kematian pada orang dewasa hingga lanjut usia.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Stres Membuat Kita Kehilangan Berat Badan
Laporan ini merupakan bagian dari studi PURE (Prospective Urban Rural Epidemiology) yang dipresentasikan bersama-sama pada ESC Congress 2019 di Paris.
Studi pertama berfokus pada variasi penyakit umum, serta biaya dan kematian di rumah sakit pada 162.534 orang dewasa berusia 35 hingga 70 tahun, di 21 negara di seluruh dunia.
Secara global, penyakit kardiovaskular (CVD) masih berada di peringkat pertama--mencakup sekitar 40% kematian. Peneliti juga menemukan fakta bahwa orang-orang dewasa berisiko meninggal akibat CVD di negara-negara berpenghasilan rendah (risikonya 2,5 kali lipat dibanding negara maju). Para ilmuwan menduga, rendahnya kualitas kesehatan dan faktor ekonomi, membuat warga kesulitan mengakses layanan kesehatan yang layak.
Namun, untuk negara-negara berpenghasilan tinggi, kanker mengalahkan CVD sebagai penyebab utama kematian. Perbandingannya: ada 10 kematian akibat kanker dalam 4 kematian CVD.
Baca Juga: Vape Berkaitan dengan Penyakit Paru-paru Misterius yang Membingungkan Dokter
"Dunia ini menyaksikan transisi epidemiologis baru pada berbagai kategori penyakit tidak menular. CVD tidak lagi menjadi penyebab utama kematian di negara maju," kata Dr Gilles Dagenais, profesor emeritus di Laval University.
"Meski secara global, kanker menjadi penyebab kematian kedua, tapi karena tingkat CVD terus turun, kanker kemungkinan bisa menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, hanya dalam beberapa dekade," paparnya.
Hasil studi ini sangat informatif, mengindikasikan betapa pentingnya meningkatkan sumber daya dan berfokus pada solusi ad-hoc di berbagai negara berbeda. Namun, penelitian ini juga terbatas karena hanya dilakukan pada 21 negara (tanpa melibatkan negara-negara di Afrika Barat, Afrika Utara, dan Australia).
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR