Pengobatan kanker tradisional sering kali meliputi kemoterapi, radiasi atau keduanya. Tapi kemo dan radiasi selain membunuh sel-sel ganas, juga membunuh sel-sel sehat, dan efek sampingnya cukup mengganggu.
Terkadang pembedahan adalah pilihan terbaik. Tapi kebanyakan orang juga menjalani gabungan antara kemo dan radiasi, setelah pembedahan.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Obat yang Bisa Sembuhkan TBC dalam Waktu 6 Bulan
Pada umumnya, pengobatan kanker menjadi lebih tepat sasaran. Misalnya, perempuan dengan kanker payudara stadium awal bisa menjalani radiasi terfokus setelah tumornya diangkat.
Dengan terapi tersebut, sinar radiasi yang lemah menyorot dari berbagai sudut, dan hanya mengenai titik-titik dimana kanker-kanker sel mungkin berkumpul setelah pembedahan, bukannya mengenai seluruh bagian payudara.
"Pengobatan lima hari hasilnya sama baiknya dengan radiasi seluruh bagian payudara selama empat sampai enam minggu," papar Dr. Julia White dari Pusat Kanker Komprehensif Universitas Ohio yang memeriksa hasil kedua metode itu.
Pengobatan terfokus lainnya adalah menggunakan sistem kekebalan tubuh atau imunoterapi untuk melawan kanker. Dr. William Nelson dari Johns Hopkins Medicine mengatakan imunoterapi akan menjadi standar pengobatan baru.
"Sekarang sudah cukup jelas bahwa sistem kekebalan melihat sel-sel kanker sebagai sesuatu yang abnormal. Bila digunakan, kekuatan sistem kekebalan bisa menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker dengan cara yang membantu," ujar Nelson.
Pengobatan lain meliputi uji coba pembuatan komposisi sel-sel kanker secara genetika dan menggunakan obat yang dirancang untuk membunuh sel-sel itu saja. Dr. Marcia Brose dari Pusat Kanker Abramson, Universitas Pennsylvania adalah pakar teknik yang disebut uji coba genomik dan pengobatan tepat sasaran.
"Pengobatan tepat sasaran pada intinya adalah menarget sel-sel yang menjadi cikal bakal kanker," kata Brose menjelaskan.
Source | : | VOA Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR