Kecoak betina mampu melahirkan keturunan (ooteka) sebanyak 6-8 kali selama hidupnya. Kecoak jerman dewasa biasanya hidup selama 120-180 hari (6 bulan).
Salah satu fungsi kecoak di alam adalah sebagai pengurai (dekomposer). Mereka memakan hewan dan tumbuhan yang telah mati.
Namun kehadiran kecoak di pemukiman manusia perlu menjadi perhatian kita karena mereka adalah vektor penyakit dan pembawa banyak bakteri patogen.
Kecoak bisa menularkan bakteri yang meracuni makanan seperti Salmonella spp. dan Shigella spp. dan juga menularkan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti Staphylococcus spp., Streptococcus spp., virus hepatitis dan bakteri koliform.
Kecoak juga vektor (pembawa bakteri) dalam penyebaran diare, disentri, dan lepra. Dalam kasus diare, misalnya, kecoak dapat membawa bakteri E.coli, lalu hewan ini menempelkan bakteri ke makanan. Hal ini bisa menyebabkan diare.
Sebagian besar dari kita mencoba mengendalikan hama kecoak menggunakan insektisida. Banyak produk insektisida dijual di pasaran untuk membasmi kecoak.
Penggunaan insektisida yang tak terkontrol secara terus-menerus akan berdampak kepada kebalnya kecoak terhadap insektisida. Masyarakat cenderung memakai insektisida secara berlebihan dengan harapan mereka dapat membasmi kecoak secara instan.
Namun, penyemprotan insektisida secara terus menerus membuat kecoak memodifikasi gennya untuk dapat bertahan diri dari paparan insektisida. Gen yang membuat kecoak kebal terhadap insektifida akan terus diturunkan pada keturunan selanjutnya.
Kecoak yang mati karena insektisida adalah kecoak-kecoak yang lemah, sedangkan kecoak yang kuat akan terus bertahan hidup dan menghasilkan keturunan kecoak-kecoak yang kuat.
Efek dari hal ini adalah insektisida kurang ampuh dalam mengendalikan kecoak dan menimbulkan ledakan populasi kecoak di pemukiman.
Untuk menghindari kehadiran kecoak di pemukiman, lingkungan harus selalu dijaga kebersihannya sepanjang tahun karena kecoak menyukai tempat-tempat yang lembab dan banyak sisa makanan.
Di daerah pemukiman, sisa makanan manusia menjadi salah satu sumber makanan bagi kecoak untuk terus bertahan hidup dan bereproduksi.
Untuk membasmi kecoak di perumahan dan lingkungan, sebaiknya masyarakat menggunakan insektisida seperlunya saja. Tidak perlu berlebihan. Jenis insektisida perlu secara reguler diganti agar mereka tidak makin kebal terhadap satu jenis insektisida.
Penulis: Robby Jannatan, Lecturer of Biology, Universitas Andalas
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Source | : | The Conversation Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR