Baca Juga: Pemanasan Global, Bagaimana Dampak Mencairnya Es Pada Laut Indonesia?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kami membandingkan keragaman pola garis putih yang ditemukan dalam komunitas alami ikan badut dengan keragaman pola garis putih dalam komunitas di mana pola tersebut tersebar secara acak. Melalui simulasi tersebut, kami dapat menunjukkan bahwa mempunyai spesies ikan badut dengan jumlah garis yang sama dalam satu wilayah yang sama sangat jarang.
Beberapa faktor ekologis dapat mempengaruhi distribusi yang tidak acak tersebut dan kemungkinannya adalah jumlah garis putih memungkinkan spesies ikan badut untuk mengenali satu sama lain. Kemampuan mengenali tersebut penting dalam organisasi sosial ikan badut yang tinggal di anemon laut di mana beberapa spesies dapat hidup berdampingan. Kemampuan tersebut juga yang memungkinkan Nemo dan ayahnya untuk menemukan satu sama lain dari ujung samudra yang berbeda–sebuah akhir yang bahagia untuk semua orang.
Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Rizkina Aliya
Penulis: Pauline Salis, Chercheur postdoctoral, Sorbonne Université; Bruno Frédérich, Maître de Conférences, Université de Liège, dan Vincent Laudet, Directeur de l'Observatoire Océanologique, Sorbonne Université
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Source | : | The Conversation Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR