Nationalgeographic.co.id – Perjalanan modern kian berkembang. Ini tidak lepas dari teknologi ciptaan manusia yang memudahkan 'migrasi' massal orang-orang di seluruh dunia. Membuat perjalanan menjadi lebih mudah dan cepat. Berikut penemuan-penemuan brilian yang mengubah pariwisata dunia:
Ransel
Meskipun sejak berabad-abad lalu, manusia sudah menggunakan tas militer, tetapi ransel modern belum muncul hingga 1938. Gerry Cunningham, pemanjat tebing di Boulder, Colorado, awalnya memperkenalkan model yang mengganti bahan tas kanvas dengan nilon yang disertai ritsleting.
“Ransel ini memungkinkan tangan penggunanya berjalan bebas tanpa menenteng apa pun lagi. Itu juga nyaman dan mampu memuat banyak barang–cara terbaik untuk bepergian,” kata Jamie Cormack, pendiri Herschel Supply Company.
Baca Juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Jika Ingin Melihat Langit Penuh Bintang
“Di tahun 60 dan 70-an, kegiatan memanjat tebing semakin populer. Cara mereka mendaki, serta memanfaatkan alat bantuan dan keselamatan, akan semakin mudah dengan tas yang lebih efisien,” imbuhnya.
Kartu kunci hotel
Sejarah penemuan kartu kunci hotel elektronik ini mungkin bukti bahwa sesuatu yang baik bisa muncul dari kejadian buruk.
Pada 1974, Tor Sørnes, warga Norwegia yang bekerja di pabrik kunci dan alat seluncur es bernama Ving, mendengar laporan tentang seorang wanita yang diserang di kamar hotelnya oleh seorang penyusup. Saat itu, kunci hotel tradisional memang terbuat dari logam, dan sering mengandung nama, alamat, dan nomor kamar hotel.
Berjuang menciptakan sistem yang lebih aman, Sørnes kemudian membuat kartu kunci pertama yang dapat diprogram bernama VingCard.
Meskipun variasi lain dari kartu kunci hotel muncul setelahnya, tapi VingCard dengan teknologi magnetisasinya, tetap menjadi standar industri keycard. Kartu ini pertama kali digunakan di luar Norwegia pada 1978 di Peachtree Plaza Hotel, di Atlanta, Georgia – hotel tertinggi di dunia pada masa itu.
GPS
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR