Dia berharap, program Palapa Ring Paket Tengah mampu memperluas dan menambah kapasitas jaringan sehingga memudahkan dirinya dan pelaku usaha lainnya untuk mempromosikan wisata di Sangihe.
Baca Juga: Akses Teknologi Demi Pendidikan dan Kesehatan di Natuna
Kami juga berkenalan dengan pemandu selam Polnustar Diving Center, Herjumes Atjin. Pria berperawakan kecil dengan rambut sebahu ini lebih dikenal dengan nama Ucil. Dia menceritakan kepada kami tentang terumbu karang, ikan kecil, ikan besar, sampai keindahan karang di sejumlah titik penyelaman di Sangihe.
“Di sini karangnya masih bagus-bagus, banyak ikan dan karangnya masih rapat-rapat semua,” ujarnya. Namun, bukan hanya ikan dan dugong yang ada Tabukan Utara, yang Ucil ceritakan, tetapi juga cerita tentang jangkar tua di Tahuna Timur, serta kapal tua yang karam di Pelabuhan Tua Sangihe. Satu lagi, gunung api bawah laut yang ada di Pulau Mahangetan. “Di sini itu masih ada banyak ikan, mulai ikan kecil sampai ikan besar, ada juga gunung api di bawah laut. Yah seperti surga di bawah lautlah,” tambahnya.
Awalnya Ucil adalah seorang pecinta alam, yang sering naik turun gunung. Namun, berkat cerita dan melihat gambar-gambar keindahan bawah laut yang ada di Sangihe, dia termotivasi untuk mencintai dan terjun menjadi pemandu wisata bawah laut.
“Dulu hanya lihat ikan-ikan, seperti hiu dan karang yang indah-indah itu hanya di televisi, sekarang saya bisa lihat langsung dan bisa dekat dengan ikan-ikan besar termasuk dugong,” kisahnya.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR