Sebenarnya, mendapatkan cumi-cumi raksasa tersebut, bukan tujuan utama ekspedisi penelitian bawah laut ini. Awalnya, pata ilmuwan mencari hiu yang bisa bercahaya dalam gelap. Keinginan tersebut berawal dari tekad seorang ilmuwan Belgia, Jérôme Mallefet dari Universitas Katolik Louvain (UCLouvain) yang sedang mempelajari bioluminescence (produksi cahaya) dari hiu tersebut.
Baca Juga: 1 dari 3 Spesies Hewan dan Tumbuhan Akan Punah Karena Perubahan Iklim
Dilansir dari laporan NIWA, Dr Mallefet mengatakan bahwa 11% dari semua spesies hiu yang dikenal, dapat menghasilkan cahaya. Mayoritas hiu yang dapat menghasilkannya adalah spesies kecil yang hidup di bawah laut yang gelap di kedalaman lebih dari 200 meter.
Bioluminescence tersebut berguna untuk menghindari serangan predator, kawin, dan berkumpul dengan kawanan lainnya.
Mallefet memotret 3 jenis hiu 'glow in the dark' tersebut. Mereka adalah hiu lentera selatan, lucifer dogfish, dan hiu anjing laut.
Sebelumnya, penelitian mengenai hiu bioluminescence di perairan Selandia Baru belum pernah ditemukan.
"Saya sangat bahagia. Saya bermimpi untuk mendapatkan gambar hiu bioluminescence dan akhirnya saya mendapatkannya,” pungkas Mallefet.
Source | : | NIWA |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR