Nationalgeographic.co.id - Perubahan iklim kini sering disebut-sebut dan dianggap sebagai masalah besar bagi Bumi. Dilansir dari CNN, istilah perubahan iklim digunakan untuk menggambarkan perubahan jangka panjang pada suhu global dan pola cuaca.
Suhu Bumi telah berubah secara drastis dalam 4,5 miliar tahun, dimulai dari Zaman Es Huronian yang menutupi sebagian besar planet dengan es selama hampir 300 juta tahun. Saat ini, perubahan iklim umumnya digunakan sebagai istilah untuk menggambarkan efek pemanasan global yang telah terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia setelah revolusi industri pada abad ke-18.
Dampak perubahan iklim tergantung pada seberapa panas Bumi. Pada Januari 2018, IPCC merilis laporan nyata tentang efek peningkatan suhu 1,5 derajat celcius. Dampaknya meliputi kondisi cuaca yang lebih ekstrem, naiknya permukaan laut, kerusakan ekosistem pesisir, hilangnya spesies dan tanaman vital, masalah kesehatan, serta masalah ekonomi global.
Baca Juga: Gletser Besar di Bagian Timur Antartika Menyusut Dengan Cepat
Pada 2018, PBB mengingatkan bahwa tanpa tindakan cepat, suhu global akan naik di atas 3 derajat celcius pada akhir abad ini. Dengan kenaikan suhu tersebut, semuanya akan menjadi lebih buruk.
Seluruh kota dapat ditelan oleh meningkatnya samudera, spesies tanaman dan hewan menghadapi kepunahan karena sistem ekologis mereka gagal beradaptasi dengan suhu yang baru, dan ratusan juta orang terpaksa bermigrasi karena masalah lingkungan di sekitar tempat tinggalnya.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa perubahan iklim adalah nyata dan disebabkan oleh manusia. Hal ini pun disepakati oleh para ilmuwan.
Pada tahun 2014, 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia berkontribusi pada laporan PBB (IPCC) tentang pengetahuan ilmiah terkait perubahan iklim. Laporan mereka mengatakan, ada kemungkinan 95% aktivitas manusia secara langsung menghasilkan peningkatan suhu Bumi dalam 50 tahun terakhir.
Bukti fisik dari perubahan iklim sendiri telah ditemukan di seluruh dunia, dari retret glasial yang tinggi di Himalaya, pemutihan terumbu karang di lautan, hingga keteraturan pola cuaca ekstrem.
Baca Juga: Dampak Krisis Iklim: Mengganggu Pembangkit Listrik Indonesia
Perubahan iklim dapat dibatasi dan dihentikan, tetapi hanya jika kita mengambil apa yang IPCC gambarkan sebagai "perubahan cepat, berjangkauan luas dalam semua aspek masyarakat".
Pertama-taman, yang harus dilakukan adalah membatasi praktik manusia yang menciptakan emisi gas rumah kaca. Itu berarti perlu perubahan pada banyak aspek kehidupan kita sehari-hari, mulai dari pola makan, cara bepergian serta bagaimana kita menghasilkan maupun membeli produk.
Yang kedua adalah membalikkan efek dari praktik-praktik tersebut dengan mengurangi jumlah karbon dioksida (CO2) yang sudah ada di atmosfer. Ada kemajuan di bagian ini, mulai dari teknologi penangkapan karbon berteknologi tinggi, hingga sekadar menanam lebih banyak pohon.
Source | : | CNN |
Penulis | : | Daniel Kurniawan |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR