Nationalgeographic.co.id - Manusia telah mengarungi lautan selama ribuan tahun. Banyak pengetahuan tentang kehidupan bawah laut yang berhasil dipelajari. Baru-baru ini, para peneliti mempelajari tentang pendengaran penguin gentoo Antartika di dalam air. Studi ini pun membuktikan bahwa spesies tersebut beradaptasi dengan baik di atas maupun di bawah laut.
Tim ilmuwan dari University of Southern Denmark dan German Oceanographic Museum menyalakan sebuah suara untuk menguji pendengaran penguin di kolam di Kebun Binatang Odense, Denmark, antara Juli dan Oktober 2018. Eksperimen bunyi ini dilakukan pada tujuh penguin gentoo dewasa pada tingkat 100 dan 120 dB (desibel). Mereka memilih kolam yang berbentuk tidak teratur sehingga suara yang dihasilkan tidak menghasilkan gema.
Para peneliti menemukan fakta bahwa penguin menunjukkan reaksi bertingkat terhadap suara. Penguin tidak menunjukkan respons apa-apa di kisaran suara 100 dB, tapi bereaksi secara kuat pada 120 dB.
Baca Juga: Ujung Tepi Galaksi Bima Sakti Diprediksi Lebih Luas Dari Perkiraan
Dilansir dari IFL Science, Kenneth Sørensen, koresponden dari penelitian ini, mengatakan bahwa para penguin memiliki kemampuan mendengar di bawah air karena gaya hidup mereka yang amfibi.
Fakta bahwa penguin dapat mendeteksi dan bereaksi terhadap suara bawah air menunjukkan bahwa mereka menggunakan rangsangan suara untuk mengetahui orientasi dalam mendeteksi mangsa. Ini juga mengisyaratkan kemungkinan penguin sensitif terhadap bunyi antropogenik, mirip dengan paus.
Adaptasi penguin cukup mencengangkan, karena kecepatan suara 4,5 kali lebih cepat di dalam air daripada di udara. Itu membutuhkan perubahan anatomis dalam sistem pendeteksian makhluk hidup agar berfungsi dengan baik di bawah dan di atas lautan. Kecepatan suara yang tinggi dalam air membuatnya sulit untuk menentukan arah sumber suara. Di bawah air, ada jeda waktu yang lebih pendek dan gelombang yang lebih panjang, membuatnya lebih sulit untuk menentukan kebisingan.
Baca Juga: Gletser Pine Island di Antartika Runtuh, Populasi Penguin Terancam
Kenneth mengatakan, dapat disimpulkan bahwa penguin memiliki pendengaran yang dapat disesuaikan saat mereka berada di lingkungan bawah laut.
Tim peneliti mencatat bahwa respons kuat dari para penguin menunjukkan bahwa mereka takut akan suara tersebut, bukan penasaran. Ini masuk akal secara evolusi karena penguin memang dimangsa oleh predator seperti orca dan anjing laut. Beberapa predator tersebut membuat suara dengan durasi dan frekuensi yang sama dengan yang dimainkan dalam uji coba.
Mereka mengatakan, hasil penemuan ini dapat membantu memahami bagaimana penguin menggunakan isyarat suara di bawah air. Sebab, kemampuan untuk menentukan sumber suara adalah sifat mendasar dari setiap sistem pendengaran hewan untuk menghindari predator, mencari makan, dan berkomunikasi.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Aditya Driantama H |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR