Baca Juga: Menjaga Habitat, Cara Terbaik Lindungi Orangutan dari Kepunahan
Danil dan Arman mendekati saya. Mereka mengajak untuk mencari ke titik pengamatan lainnya. Kami bergegas kembali ke kapal. Namun sebelum masuk ke kapal, tiba-tiba Danil menyuruh saya untuk tenang karena ia melihat koloni bekantan yang sedang bergerak mundur.
Danil mengajak saya untuk merangkak perlahan, berusaha menghindari pengelihatan monyet pengintai. Namun insting mereka memang jauh lebih tajam. Penymaran kami terbongkar. Kami terlihat lagi dan mereka mulai berlompatan dari pohon ke pohon menjauhi posisi kami.
Saya dan Danil melihat ratusan monyet bekantan berlarian. Para jantan berlari sendiri dan beberapa betina berlari sambil menggendong anakya. Jarak kami cukup jauh yakni sampai 30 meter. Kami pun berusaha mengejar untuk mendekati mereka yang sedang berlari. Tentu saja, kami kalah cepat. Mereka sudah terlanjur masuk ke zona inti. Saya merasa pasrah karena tidak bisa mendekati kelompok tadi secara dekat.
Akan tetapi nasib berkata lain. Kelompok yang sebelumnya kami kejar mati-matian memutuskan untuk berhenti. Ternyata ada beberapa anak yang tertinggal. Para dewasa pun berteriak memanggil sisa-sisa yang tertinggal.
Untungnya saat itu Danil membawa kamera dengan lensa jarak jauh. Kami akhirnya mendapatkan gambar pesona bekantan di Teluk Semanting. Kami tidak mengganggu maupun mengusik mereka dengan senjata atau yang lainya. Mereka sudah mengalami trauma mendalam. Itu juga salah satu alasan bahwa bekantan Teluk Semanting sangat berhati-hati dengan manusia.
Danil bercerita bahwa beberapa tahun terakhir terdapat perburuan liar monyet bekantan di Teluk Semanting. Para pemburu itu tertangkap oleh pengawas patroli Kampung Semanting dan didapati mayat-mayat bekantan di kapalnya. Menurut Danil, para pemburu itu berniat untuk menjadikan bekantan sebagai konsumsi makanan mereka.
Padahal, dahulu, bekantan hidup selaras dengan manusia. Danil mengatakan bahwa posisi kampungnya dahulu justru berdekatan dengan sarang bekantan sekarang. Namun karena keadaan tanah yang tidak subur maka kampung harus berpindah ke arah selatan.
Sejak 2018 muncul peraturan kampung untuk patroli lanjutan. Patroli dilakukan dengan peralatan seadanya. Danil berkata, "Upaya ini dapat melindungi populasi bekantan kedepan dan ekosistem lain di kawasan Teluk Semanting."
Source | : | Reportase di Teluk Semanting |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR