Nationalgeographic.co.id - Musisi tanah air, Glenn Fredly, tutup usia pada Rabu (8/4), akibat penyakit meningitis yang dideritanya. Pihak keluarga Glenn menyatakan, pelantun lagu Januari ini sudah mengeluhkan penyakitnya sebulan lalu, meski masih bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa.
"Satu bulan terakhir, Glenn mulai merasa tidak nyaman atas penyakit yang dideritanya sehingga memutuskan untuk menjalani rawat inap. Meski kondisinya menurun tiga hari terakhir, tapi masih bisa berinteraksi hingga akhirnya mengembuskan napas yang terakhir pada 8 April 2020," ungkap Mozes Latuihamalo, perwakilan keluarga Glenn, dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Tanpa Pengawet, Makanan Ini Bisa Tahan Lama Hingga Bertahun-tahun
Meningitis merupakan peradangan pada selaput yang menutupi sumsum tulang belakang dan otak. Ada beberapa kemungkinan penyebab, mulai dari virus, jamur, parasit, obat-obatan, hingga kanker. Namun, jenis yang paling sering muncul adalah meningitis yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis.
Dalam banyak kasus, meningitis dimulai ketika bakteri masuk ke aliran darah Anda dari sinus, telinga, atau tenggorokan. Bakteri kemudian 'berjalan' dari aliran darah menuju ke otak.
Aileen Marty, MD, profesor infeksi penyakit menular dari Florida International University Herbert Wertheim College of Medicine, menyatakan bahwa meningitis dapat menyebabkan masalah serius, di antaranya kehilangan pendengaran, kesulitan mengingat, gagal ginjal, serta kerusakan otak. Pada kasus serius, itu bisa menyebabkan kematian hanya dalam beberapa jam.
Meningitis biasanya ditularkan dari kontak dekat dengan seseorang yang sebelumnya terinfeksi. Meski begitu, bukan berarti duduk berdekatan bisa langsung tertular bakteri meningitis. Jessica MacNeil, ahli epidemiologi dari Division of Bacterial Disease, US Centers for Disease Control and Prevention, menyatakan bahwa adanya kontak dengan air liur pengidap meningitis lah yang bisa menyebabkan kita terkena penyakit serupa--biasanya terjadi ketika berbagi alat makan atau berciuman.
"Ini berbeda dengan flu. Bakteri tidak akan menyebar melalui kontak biasa atau ketika kita berada di ruangan dan menghirup udara yang sama dengan seseorang terinfeksi," jelas MacNeil, dikutip dari Health.com.
Ia menambahkan, bakteri tidak dapat hidup di luar tubuh dalam waktu yang lama. Jadi, Anda tidak akan terkena penyakit ini jika menyentuh komputer, keyboard, gagang pintu, atau pengidap meningitis.
Baca Juga: Belajar dari Flu Spanyol 1918, Cara Ini Bisa Cegah Penyebaran Corona
Gejala umum yang sering dirasakan adalah demam mendadak, sakit kepala dan leher kaku. "Sakit kepalanya sangat parah dan kemungkinan menjadi yang terburuk yang pernah dialami seseorang. Dan ketika leher kaku, itu benar-benar tidak bisa digerakkan," ungkap MacNeil.
Gejala lainnya meliputi rasa lelah ekstrem, kebingungan, sensitif terhadap cahaya, hingga muntah-muntah.
Karena penyakit ini cukup berbahaya, maka perawatan dini merupakan langkah yang sangat penting. Meningitis dapat berakibat fatal dalam beberapa hari tanpa perawatan antibiotik yang tepat. Perawatan yang tertunda meningkatkan risiko kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.
Untuk melindungi diri dari meningitis, menurut Dr. Marty, cara terbaik adalah cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, setidaknya selama 20 detik. Jika sudah, keringkan tangan dengan handuk bersih.
Selain itu, hindari berbagi makanan dan minuman dengan orang lain. Juga sebisa mungkin jangan menggunakan peralatan makan bersama-sama.
Source | : | Kompas.com,health.com,mayoclinic.org |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR