“Seni tradisi, dalam perkembangannya harus tetap ada sisi modern,” imbuh Deddy.
Selain beradaptasi, sinergi menjadi salah satu hal penting bagi para seniman agar bisa sama-sama bertahan di masa pagebluk. Budaya pop dan tradisonal bisa saling kolaborasi—mencari kesamaan agar dapat membantu sama lain.
“Pandemi ini membuka mata gue bahwa kita nggak bisa menghadapinya sendirian. Akhirnya sinergi menjadi elemen penting,” tutur Deddy.
Kolaborasi dan sinergi ini lah yang kemudian dihadirkan dalam pementasan Wayang Orang Daring Pertama di Indonesia bertajuk "SIRNANING PAGEBLUG" yang dalam bahasa Indonesia bermakna “Hilangnya Pandemi”, pada Sabtu 27 Juni 2020, pukul 19.30-20.30 WIB.
National Geographic Indonesia dan seniman wayang orang Bharata bersama Pertamina sebagai mitra dalam program pelestarian budaya mencoba mencari solusi untuk pentas kesenian pada tatanan “kenormalan baru” agar kesenian ini tetap lestari.
Pertunjukan ini ditayangkan langsung via ZOOM yang dipentaskan dari masing-masing rumah seniman wayang orang.
Baca Juga: Siaran Langsung via ZOOM | Wayang Orang Daring Pertama di Indonesia “SIRNANING PAGEBLUG”
Pentas pertunjukan wayang orang dari pertama di Indonesia ini juga sekaligus menggerakkan empati warga untuk kepedulian kepada seni dan seniman pada masa pagebluk. Apapun yang terjadi kepada kita pada saat ini, kehidupan berkesenian dan berkebudayaan harus tetap berjalan dan diperjuangkan.
Jika ingin turut membantu para seniman wayang orang, Sahabat dapat berpartisipasi dalam pementasan ini dan ikut berdonasi setulus hati melalui BCA 5230316009 a/n Paguyuban Seniman Wayang Orang Bharata. Hasil donasi dari pementasan akan diberikan pada para seniman wayang orang yang aktivitasnya terhenti selama pagebluk COVID-19.
Silakan, Sahabat mendaftar via bit.ly/NGI_wayangorang untuk menyaksikan pertunjukan bersejarah ketika tradisi bersinergi dengan teknologi.
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR