Nationalgeographic.co.id - Pada 2011, Departemen Pertahanan AS merilis strategi untuk memerangi kiamat zombie melalui Counter-Zombie Dominance Plan atau CONPLAN 8888-11.
Ketika strategi itu dianggap main-main atau fiksi, militer justru menganggapnya sebagai hal yang serius. Bahkan di baris pertama CONPLAN 8888-11, disebutkan bahwa rencana itu tidak dirancang sebagai lelucon.
Baca Juga: Lokasi Tambang Berusia 12 Ribu Tahun Ditemukan di Gua Bawah Laut
CONPLANN 8888-11 berisi 31 halaman strategi dalam tiga bagian.
Pertama, ialah menjunjung tinggi rencana pertahanan untuk melindungi umat manusia dari zombie. Kedua, menetapkan prosedur untuk memberantas setiap ancaman zombie. Ketiga, mengembalikan hukum dan ketertiban ekonomi yang dilanda perang.
Zombie diklasifikasikan ke dalam delapan kateogori. Mulai mayat hidup yang dibuat melalui bakteri dan patogen di udara, zombie yang diciptakan oleh mistik, hingga zombie vegetarian yang memakan tanaman herbal.
Dari delapan kateogori, hanya satu yang didasari oleh kenyataan lapangan. Yakni ancaman potensial "zombie ayam" yang berasal dari insiden 2006 di Petaluma, California. Ketika eutansia unggas yang gagal menggunakan karbon monoksida menjadikan ayam-ayam itu merayap keluar sampai tubuh mereka mati karena kegagalan organ dalam.
Baca Juga: Bagaimana Komunisme dan Sosialisme Menjadi Hal yang Berbeda?
Terkait asal-usul CONPLANN 8888-11, bermula dari latihan-latihan dadakan para perwira muda AS pada tahun 2009 dan 2011. Mereka berpartisipasi dalam Perencanaan Operasional Bersama dan Sistem Eksekusi dan membahas tentang potensi penyerangan hipotesis zombie.
Nampaknya, Pentagon bukanlah satu-satunya departemen pemerintah yang menggunakan Zombie sebagai alat belajar.
Centre for Disease Control (CDC) juga memainkan popularitas zombie dengan merilis rencana kesiapsiagaan untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang apa yang harus dilakukan jika — atau kapan — suatu bencana zombie terjadi.
Source | : | CDC,History |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR