Baca Juga: Proses Panjang Pembuatan Moke yang Jadi Simbol Persaudaraan di Flores
"Dari stratigrafi 41.000 hingga 24.000 tahun yang lalu ada bukti perapian. Dan tidak ada satupun di lapisan Homo Floresiensis ada pembakaran," lanjutnya.
Mengenai Liag Bua dan Homo Floresiensis, Jatmiko mengatakan bahwa dilihat dari artefak batu yang melimpah, Homo Floresiensis tidak hanya singgah di sana tetapi sudah menetap lama.
"Kalau kita melihat dari data artefak batu itu sangat melimpah, dalam konteks Homo Florensiensis, kalau singga saja dia nggak mungkin membuat alat sebanyak itu. Kemudian yang kedua saya jadi teringat anekedot dari Mathew, Liang Bua bukan rumah Hobbit tapi rumahnya tikus, karena tikus mendiami Liang Bua bahkan sebelum Homo Floresiensis." Namun, soal bagaiamana ia berukuran kate masih belum terungkap.
Pada penutup acara, Mahandis mengatakan perlunya penelitian lanjutan terkait Mama Flo.
"Harapan kita terkait penelitian akan banyak penelitian yang bergabung. untuk menyingkap lebih dalam siapa homo florensiensis. apakah dia kate dari bawaan atau pengkatean dari lingkungan. diskusi saat ini kita bisa memberikan ruang di berbagai platform mengenai pendekatan sains populer."
Source | : | Bincang Redaksi National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR