Namun, gorila menghabiskan lebih sedikit waktu untuk merawat daripada kebanyakan primata lainnya. Sebaliknya, banyak masyarakat gorila adalah tentang siapa yang individu pilih untuk duduk di sebelahnya, dan siapa yang mereka hindari.
Singkatnya, para ilmuwan menjelaskan bahwa kompleksitas sosial yang diukur pada tingkat kelompok mungkin tidak mewakili kompleksitas sosial yang dialami oleh individu dalam kelompok-kelompok itu.
Serupa dengan manusia, ini menunjukkan bahwa gorila memiliki sejumlah teman dekat yang dapat mereka pertahankan. Terlebih lagi, sama seperti manusia, beberapa gorila lebih baik dalam bersosialisasi daripada yang lain.
"Beberapa gorila memiliki keragaman hubungan sosial yang lebih besar daripada yang lain," kata ahli biologi Lauren Brent yang mempelajari evolusi dari sosialitas di University of Exeter.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B ini menambah bukti yang menunjukkan apakah manusia, gorila atau hewan sosial lainnya memiliki interaksi sosial dengan cara yang sama.
Baca Juga: Selain Satwa Liar, Parasit Juga Terancam Punah dan Perlu Dilindungi
Ilmuwan menyimpulkan studi ini hanya mengandalkan ukuran kelompok sebagai ukuran kompleksitas sosial yang mungkin terbatas. Terutama ketika digunakan dalam memahami tuntutan kognitif yang dialami individu.
Namun, sebaliknya, ini juga menyiratkan bahwa keragaman hubungan sosial saja mungkin tidak sepenuhnya menggambarkan kompleksitas sosial.
Tara Stoinski, Presiden dan CEO Dian Fossey Gorilla Fund mengatakan pemantauan jangka panjang dan perlindungan gorila gunung yang terancam punah sangat penting.
"Tidak hanya untuk konservasi mereka (gorila) tetapi juga untuk apa yang dapat kita pelajari dari spesies yang cerdas dan sangat sosial ini tentang bagaimana perilaku sosial yang kompleks, seperti perilaku kita (manusia), telah berevolusi," kata Stoinski.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Temukan Kesamaan Persahabatan Gorila dan Manusia dalam Bersosialisasi". Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR