Nationalgeographic.co.id - Nama dewi utama dalam agama Shinto ialah Amaterasu. Ia adalah seorang dewi matahari yang juga penguasa Takama no Hara (dataran langit tinggi).
Monarki Jepang meluas hingga abad ke-7 SM dan menjadi salah satu yang tertua di dunia. Seperti banyak monarki kuno lainya, Kaisar Jepang menelusuri nenek moyang mereka ke sumber ilahiah. Amaterasu, diidentifikasi sebagai leluhur utama dari semua Kaisar Jepang, menurut Ancient Origins.
Menurut agama Shinto, Amaterasu adalah putri Izanagi dan Izanami, dua dewa primordial yang dipercaya bertanggung jawab atas penciptaan pulau-pulau di Jepang.
Amaterasu lahir ketika sang ayah Izanagi, melakukan ritual penyucian untuk membersihkan dirinya setelah gagal menyelamatkan sang istri dari dunia bawah. Saat ia membasuh mata kirinya, maka lahirlah Amaterasu.
Baca Juga: Pagebluk Pinggang Sumbing: Tetap Maskeran Saat Upacara Grebeg Besaran
Amaterasu memiliki seorang cucu bernama Ninigi-no-Mikoto, yang menjadi penguasa dunia terestrial, karena ayahnya, Ama-no-Oshiho-mimi, menolak untuk mengambil peran itu ketika dia ditawari oleh ibunya.
Amaterasu memberi cucunya tiga hadiah ajaib untuk membantunya melakukan tugasnya. Hadiah tersebut adalah Yasakani, permata atau mutiara, Yata, cermin, dan Kusanagi, pedang; barang-barang ini kemudian dikenal sebagai tanda kerajaan kaisar Jepang. Cicit laki-lakinya Ninigi, Jimmu, menjadi Kaisar Jepang pertama pada 660 SM.
Sepanjang sejarah Jepang, kaisar dianggap sebagai dewa. Namun bukan berarti bahwa kaisar adalah makhluk gaib. Sebaliknya, dia harus bertanggung jawab untuk melakukan ritual tertentu untuk memastikan bahwa akan melindungi Jepang dan mempertahankan kemakmurannya.
Selain itu, kaisar hanya memiliki sedikit kekuatan politik untuk sebagian besar sejarah Jepang, hingga Restorasi Meiji.
Menyusul kekalahan Jepang oleh Sekutu selama Perang Dunia Kedua, Kaisar Hirohito terpaksa melepaskan keilahiannya. Namun, menurut para revisionis, status ilahi kaisar tidak berubah setelah perang - itu hanya sepotong propaganda oleh para pemenang dalam upaya mereka untuk memutuskan hubungan antara kaisar dan rakyat Jepang.
Bagaimanapun, hanya sedikit orang Jepang yang masih menyembah kaisar hari ini - beberapa bahkan berpendapat bahwa Kaisar tidak lagi berfungsi di dunia modern.
Ada berbagai mitos tentang Amaterasu, yang paling terkenal adalah mitos di mana sang dewi memblokir dirinya sendiri di dalam gua setelah konflik dengan adik laki-lakinya, Susanoo, dewa laut dan badai.
Yang terakhir ini menyebabkan kekacauan di bumi dengan menghancurkan sawah, menumbangkan pohon, dan bahkan menghancurkan bangunan suci.
Kesabaran Amaterasu mencapai titik puncaknya ketika saudara laki-lakinya membuat lubang di atap aula tempat dewi itu duduk dan menyaksikan dewa-dewa lain menenun pakaian surgawi dan dia melemparkan tubuh seekor kuda besar yang dikuliti. Banyak penenun yang terluka bahkan ada yang meninggal.
Baca Juga: Selidik Tjamboek Berdoeri dan Catatan Terlupakan Revolusi Indonesia
Akibat tindakan ini, Amaterasu memutuskan untuk mundur ke dalam sebuah gua di tengah bumi, yang dikenal sebagai Ama-no-Iwato (Gua Batu), dan menolak untuk keluar, sehingga menjerumuskan ddunia ke dalam kegelapan total.
Dewa lainnya (total 800) memohon dewi matahari untuk keluar dari gua tanpa hasil. Akhirnya, melalui tipu muslihat, dengan membuat sang dewi berpikir bahwa mereka telah menemukan seseorang / sesuatu yang dapat mengambil perannya dalam membawa terang ke dunia. Saat Amaterasu membuka pintu gua sedikit untuk melihat apa yang sedang terjadi, dia ditangkap, dibawa keluar, dan dicegah untuk kembali ke dalam gua.
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR