Nationalgeographic.co.id - "Apa yang terjadi pada masa itu? dan tragedi pada masa lalu?" Bertanya Mahandis Yoanata Thamrin tentang jejak tragedi Danau Matano. Mengapa danau itu lekat dengan peradaban besi. Bahkan, sejarawan mengaitkannya dengan Majapahit.
Danau Matano merupakan danau terdalam di Asia Tenggara. Kedalamannya mencapai 590 meter. Tim ahli geologi mengungkap batuan ophiolite yang mengandung banyak besi dan mengalami pelapukan di kawasan ini, demikian ungkap Reza Permadi, Ketua Forum Geosaintis Muda Indonesia. Sekarang, besi atau nikel yang di sekitar Danau Matano menjadi bahan campuran untuk rumah tangga dan otomotif.
Baca Juga: Teknologi Ini Hasilkan Bahan Bakar Ramah Lingkungan dengan Fotosintesis Buatan
Danau Matano terbentuk dari aktivitas tektonik. Kawasan itu terbentuk atas beberapa segmen, yakni segmen Ballawai, Matano, Kuleana, Pamsoa, Lontoa, Geresa, dan Pewusai. Hal itu juga menyebabkan mengapa Danau Matano sering terjadi gempa.
"Inilah bukti sesarnya masih aktif. Lempengnya saling bergerak dan membentuk sebuah danau. Baru-baru ini sering terjadi gempa di segmen Matano dan Pamsoa," kata Reza Permadi, di acara Bincang Redaksi National Geographic Indonesia ke-17.
Saat pemetaan lapangan, menurut Reza, seorang geolog terbantu oleh cerita rakyat. Salah satunya cerita Putri Loeha dan Payung Saktinya. Berkisah tentang lenyapnya kampung Pontada. Jika dikaitkan dengan kondisi geologi, lenyapnya kampung tersebut adalah akibat dari aktifitas gempa.
"Cerita ini mendukung interpretasi kami kalau Danau Matano sesarnya aktif dan dahulu kala ada kehidupan di sana," katanya.
Sebagai geolog, Reza ingin sekali mendorong Danau Matano sebagai warisan geologi yang bisa dilindungi dan menjadi taman bumi. Beberapa temuan yang belum banyak diketahui banyak orang bahkan bisa menjadi objek wisata menurutnya.
Jika dirunutkan, warisan geologi itu tersebar di beberapa tempat. Seperti Pantai Ide, Goa Tengkorak, Pulau Ampat, Mata air bura-bura, Segmen Matano, Bukit Butoh, dan Air Terjun Mata Buntu.
Kami, juga mendorong Danau Matano memiliki warisan Geologi yang bisa dilindungi dan menjadi taman bumi. Beberapa temuan yang belum menjadi wisata. Ada tujuh situs geologi yang bisa dicanangkan menjadi warisan geologi. Pantai Ide, Goa Tengkorak, Pulau Ampat, Mata air bura-bura, Segmen Matano, Bukit Butoh, Air Terjun Mata Buntu.
Kampung yang tenggelam menjadi situs arkeologi bawah air. Kajian daratan tenggelam yang disebabkan naiknya permukaan air disebut sebagai Submerged Landscape Archaeology. Berbeda dengan penelitian arkeologi bawah air biasanya. Danau Matano memiliki air yang jernih sehingga artefak yang tersebar dapat dilihat secara jelas.
Source | : | Bincang Redaksi National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR