Nationalgeographic.co.id - Makanan adalah inti dari kehidupan. Kita membutuhkannya setiap hari supaya tubuh tetap sehat dan waras. Sayangnya, tidak semua kalangan dapat memperolehnya dengan mudah.
Data dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyebutkan, lebih dari dua miliar orang tidak memiliki akses untuk mendapatkan makanan yang aman dan bergizi. Sementara, pandemi Covid-19 yang kini menjangkiti dunia, mulai mencangam ketahanan pangan.
Baca Juga: Menjadi Ibu Baru dan Krisis Identitas Profesional
Beberapa pembatasan terkait pagebluk menyulitkan para petani untuk menjual hasil panen mereka. Akibatnya, ketersediaan akses terhadap makanan semakin sulit, terutama bagi masyarakat miskin dan rentan.
Dinukil dari laman VOA News, FAO memprediksi bahwa jumlah orang yang kekurangan gizi akan meningkat hingga 132 juta pada tahun ini. Sementara jumlah anak-anak yang mengalami kekurangan gizi akut akan meningkat hingga 6,7 juta di seluruh dunia akibat pandemi.
Pada momen Hari Pangan Sedunia 2020, FAO menyerukan solidaritas global untuk mendukung pahlawan pangan. Mereka adalah para petani dan pekerja di seluruh sistem pangan. Selama pandemi, mereka tetap bekerja demi menjaga ketersediaan pangan untuk masyarakat.
“Pahlawan pangan ini terus bekerja selama pandemi Covid-19, yang pertama dari barisan panjang pekerja yang berdedikasi untuk memproduksi, memproses, mengangkut, dan memasarkan pangan dalam keadaan sulit,” tulis FAO dalam brosur resminya.
Sebagian besar dari kita bergantung pada mereka, para petani kecil yang sejatinya adalah pihak paling rentan dalam krisis. Kita mungkin belum bisa berbuat banyak, tapi kita memiliki peran untuk membuat perubahan. Ini sesuai dengan tema Hari Pangan Sedunia 2020, “Grow, Nourish, Sustain. Together”.
Setiap orang memiliki peran untuk mewujudkan dunia tanpa kelaparan dan kekurangan gizi. Menukil dari laman FAO, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mendukung pahlawan pangan. Di antaranya dengan memilih makanan sehat dan beragam, membeli hasil panen petani lokal, makan makanan musiman, hingga mendukung bisnis terkait pangan.
Setiap aksi yang kita pilih akan berpengaruh dalam menjaga ketahanan pangan. Misalnya, menerapkan gaya hidup baru dengan makan makanan sehat dan beragam. Aksi sederhana tersebut dapat membangun sistem pangan yang berkelanjutan.
Dengan mengadopsi pola makan sehat, kita berkontribusi pada hidup sehat. Sementara dengan memilih untuk makan makanan yang beragam, kita mendorong berbagai makanan untuk diproduksi. Tak hanya lebih sehat untuk tubuh kita, tetapi juga lebih sehat untuk tanah dan lingkungan.
Source | : | FAO,VOA News |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR